KERINCI - Sejak ditutup pada tanggal 17 maret 2020 hingga saat ini pendakian Gunung Kerinci tak juga kunjung dibuka.
Artinya sudah satu tahun pula para pemandu wisata gunung dan porter kehilangan pekerjaan.
Banyak upaya sudah dilakukan para pemandu dari melakukan audiens dengan Taman Nasional Kerinci Seblat, meminta untuk mempertimbangkan pembukaan kembali jalur pendakian Gunung Kerinci. Menyurati Taman Nasional Kerinci Seblat, keberatan atas penutupan jalur pendakian Gunung Kerinci, serta upaya lainnya.
Namun hingga hari ini, belum ada kepastian kapan akan dibukanya kembali jalur pendakian dan pembukaan lebih dari satu hari untuk wisata di yang berada di dalam wilayah Taman Nasional Kerinci Seblat.
Sehingga, para pemandu menilai ada semacam ketidak pedulian Kepala Balai Taman Nasional Kerinci Seblat, kepada para pemandu wisata yang mengandalkan objek wisata di dalam kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat. "Itu terlihat dari kebijakan-kebijakan yg diambil serta respon lambat atas desakan banyak pihak terkait pembukaan jalur pendakian Gunung Kerinci," ujar Rangga, pemandu wisata di Kerinci.
Dan upaya lainya yang tidak pernah dilakukan kepada para pemandu, sejak Covid-19 dideklarasikan sebagai Pandemi oleh WHO (World Health Organization) pada tanggal 9 maret 2020. "Upaya lainya yang saya maksud tentu saja dukungan baik secara moril ataupun materiil," katanya.
Diakuinya, Taman Nasional Kerinci Seblat selalu mengatakan bahwa aturan pembukaan terbatas one day trip telah sesuai dengan keputusan dari Kementerian LHK ( lingkungan hidup dan kehutanan). Diluar itu mestinya ada kebijaksanaan tersendiri dari Kepala Balai menyikapinya bahwa Gunung Kerinci tidak bisa dilakukan pendakian hanya dalam satu hari saja.
"Seperti beberapa Taman Nasional lainya Gunung Rinjani dan Gunung Gede Pangrango memiliki kebijakan tersendiri membuka jalur pendakian lebih dari satu hari," tegasnya.
Yang artinya sambung Rangga, keputusan kementerian LHK dapat disesuaikan kembali dengan keadaan disetiap daerah. Dengan mengikuti semua prosedur dan protokol COVID-19 yang berlaku.
Menurutnya, jika penutupan jalur pendakian Gunung Kerinci dan pemberlakuan one day trip di setiap objek wisata di dalam kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat adalah sebagai upaya pencegahan/penyebaran penularan corona virus, mereja kira kurang tepat dan perlu adanya pertimbangan kembali.
Mengingat hari-hari ini kesadaran masyarakat akan corona virus yang semakin tinggi. Adanya sejumlah persyaratan kesehatan yang harus dipenuhi jika menggunakan trasportasi udara. Diantaranya menunjukkan surat keterangan hasil negatif tes RT- PCR ataupun repid test antigen. Pada saat ini juga sudah diluncurkan alat test GeNose C19 untuk mendeteksi corona virus.
"Saya kira jika Taman Nasional Kerinci Seblat begitu takut dengan corona virus dapat memesan alat tersebut dengan tingkat akurasi hingga 97 %," ucapnya.
Selain itu tidak ada manusia yang ingin terkena COVID-19 terlebih wisatawan yang ingin datang berkunjung.
Tentu saja datang dalam keadaan sehat dan akan mengikuti semua prosedur yang ditetapkan oleh Taman Nasional.
Mereka berharap, ada kepedulian baru ditahun 2021 ini dari Kepala Balai Taman Nasional Kerinci Seblat untuk para pemandu wisata gunung di Kerinci, masyarakat kaki gunung yang sudah satu tahun kehilangan pekerjaan utamanya. "Bagaimana bisa ada ketidak pedulian dan tidak ada jalan tengah untuk para pemandu?," Tegasnya.