Duel yang diidam-idamkan badminton lovers tanah air akhirnya terjadi. Di partai puncak turnamen elite penutup tahun: BWF World Tour Finals (WTF) 2019. Anthony Sinisuka Ginting versus Kento Momota. Sepasang frenemies (friend/enemies) yang pertemuannya selalu seru. Momota senantiasa lebih bersemangat jika bertemu Anthony. Begitu juga sebaliknya.
Menggambarkan rivalitas mereka memang tidak cukup hanya mengacu kepada data di atas kertas. Sebab, jelas Anthony kalah jauh. Dari 14 pertemuan sebelumnya, Momota sangat dominan dengan membukukan sepuluh kali kemenangan. Namun, setiap bentrok selalu ketat. Buktinya, separo dari seluruh pertemuan mereka harus ditentukan lewat rubber game. Apalagi dalam laga-laga prestisius.
Misalnya, pada final China Open dua edisi terakhir. Dalam turnamen berlevel super 1.000 itu, mereka berbagi gelar 1-1. Anthony juara 2018, Momota 2019. Nah, pada final edisi 2019 September lalu, Anthony benar-benar menguras tenaga Momota. Dia memaksa juara dunia 2019 tersebut mengerahkan seluruh kemampuan. Duel itu berlangsung 90 menit, yang sayangnya berakhir 19-21, 21-19, dan 21-19 buat Momota. Kejar-mengejar skor sangat ketat hingga match point.
Keseruan seperti itulah yang diharapkan terjadi lagi dalam final WTF 2019 di Tianhe Gymnasium, Guangzhou, Tiongkok, siang ini. Anthony kemarin melangkah ke final setelah menyingkirkan jagoan tuan rumah Chen Long dengan sangat meyakinkan. Dia menang straight games, 21-15, 21-15, dalam waktu 41 menit.
Sementara itu, Momota mengalahkan bintang Taiwan Wang Tzu-wei dengan skor 21-17, 21-12.
Kali terakhir bertemu Momota di perempat final French Open Oktober lalu, Anthony menang straight games. Namun, lagi-lagi hal itu tidak bisa dijadikan tumpuan. Kala itu, Momota memang sedang kelelahan setelah mengikuti tiga turnamen tanpa henti (dan selalu juara). Nah, saat ini pemain 25 tahun tersebut sedang sehat-sehatnya. Fisiknya prima. Kepercayaan dirinya juga sedang sangat bagus.
Apakah Anthony siap menghadapi Momota yang sedang on fire? ’’Ya, kalau ketemu Momota, harus siap,’’ kata Anthony sebagaimana dikutip dari siaran pers PP PBSI.
Dia optimistis bisa kembali mengimbangi Momota, baik secara fisik maupun strategi. ’’Nggak cuma 100 persen, tapi 200 persen,’’ tegas pemain kelahiran Cimahi, Jawa Barat 23 tahun lalu tersebut.
Kemarin Anthony tampil sangat bagus saat mengalahkan Chen Long. Dia pintar membaca permainan lawan dan mampu beradaptasi dengan angin. Dalam kondisi menang maupun kalah angin, dia selalu berhasil mengatasi serangan Chen. Sebaliknya, serangannya ke sisi forehand Chen sangat mematikan. Berkali-kali dia mendapat poin dari pola serangan tersebut.
Nah, melawan Momota, tentu strateginya harus berbeda. Pertama, Anthony tidak boleh sembarangan menerapkan pola permainan cepat. Momota punya defense sekuat baja. Dia juga sangat ulet mengejar bola. Kalau tidak hati-hati, Anthony bisa membuat kesalahan sendiri. Pemilik tiga gelar juara super series tersebut harus memperbanyak variasi serangan.
Jika menang atas Momota, Anthony menutup 2019 dengan sangat manis. Sebagaimana diketahui, tahun ini dia belum pernah sekali pun mengangkat trofi juara. Namun, dia tidak mau terbebani oleh ekspektasi. ’’Sejujurnya, saya nggak memikirkan pertandingan besok (hari ini, Red),’’ kata Anthony.
’’Besok adalah laga terakhir saya pada 2019 dan saya mau menikmatinya. Pokoknya fokus dan enjoy saja. Seperti pertandingan tadi,’’ lanjut dia.
Sebaliknya, Momota sedang mengincar gelar kesebelas. Sepanjang tahun ini kekuasaannya di sektor tunggal putra nyaris absolut. Dia merebut delapan gelar BWF Tour. Termasuk All England dan China Open. Juga kejuaraan dunia dan kejuaraan Asia. Hanya trofi Piala Sudirman yang luput.
Jadi Anthony, tolong hentikan dominasi dia!
HEAD-TO-HEAD