Kalau diajukan sekarang bisa tidak sempat. Rabu lusa sudah pelantikan Presiden Biden.
Dan lagi, kalau diajukan sekarang bisa-bisa ditolak Senat –yang masih dikuasai partai Republik. Padahal perlu persetujuan 2/3 anggota Senat. Senat wajib menyidangkan ajuan DPR itu di hari kedua setelah diajukan.
Maka kemungkinan besar putusan DPR itu belum akan diajukan ke Senat. Dalam waktu dekat. Pun mungkin belum dalam 100 hari ke depan. Agar tidak mengganggu konsentrasi "100 hari pertama program Biden".
Sambil pula menunggu pelantikan dua anggota Senat baru. Hasil Pileg putaran kedua di Georgia. Yang dua-duanya sudah dimenangkan Demokrat. Yang satu seorang Pastur, orang hitam pertama mewakili Georgia. Yang kedua, seorang wartawan muda, orang Yahudi pertama mewakili Georgia.
Keduanya baru akan dilantik sebulan lagi. Itu akan membuat kursi Demokrat-Republik 50-50. Lalu Wakil Presiden yang jadi penentu –kebetulan Kamala Harris dari Demokrat. Begitulah konstitusi Amerika. Mike Pence juga sering jadi penentu kalau pemungutan suaranya seri.
Trump sendiri sudah pasti tidak mau hadir di pelantikan presiden. Tapi ia sudah mau meninggalkan Gedung Putih. Yakni Rabu pagi-pagi. Ketika Biden sudah berangkat ke acara pelantikan.
Di jam itu ia naik helikopter kepresidenan dari halaman Gedung Putih menuju Pangkalan militer di Maryland. Upacara pelepasan dilakukan di situ. Mintanya: harus dengan upacara militer. Juga, pakai karpet merah. Dan harus: dengan tembakan 21 kali.
Mudah-mudahan suara tembakannya tidak sampai kedengaran dari halaman Capitol –tempat Biden dilantik. Atau arah anginnya saja yang diatur. Agar tidak membawa suara itu ke tempat Biden dilantik.
Pangkalan militer itu memang hanya kurang 10 menit dari Gedung Putih. Atau setengah jam naik mobil.
Dari pangkalan militer ini, Trump akan terbang dengan pesawat kepresidenan ke rumah pribadinya: Marg-a-Lago, di Florida. Yang mulai juga dipersoalkan oleh Pemda di sana keabsahan izin-izin kegunaannya.
Trump pun sejak itu menjadi orang sipil. Mungkin dilupakan. Diabaikan. Dihujat. Atau diproses secara hukum –kalau ia belum sempat mengeluarkan dekrit pengampunan Presiden untuk dirinya sendiri.
Mungkin juga, ia yang justru akan banyak menggugat. Itu bagian dari hobinya: menggugat siapa saja.
Atau ia masih akan terus di politik: yakni berusaha bagaimana harus menguasai partai Republik. Agar menjadi miliknya. Dan keluarganya.
Kembali ke bisnis?
Entahlah. Bank-bank mulai menutup pintu untuknya. Termasuk bank yang selama ini memberi kredit terbesar padanya: Deutsche Bank.
Atau ia akan memprioritaskan membangun platform medsos sendiri. Dengan modal jualan aset lama. Atau patungan dengan investor. Ia tampak begitu terpenjara tanpa Twitter, Facebook, Instagram, dan YouTube. Mereka memblokir Trump secara permanen. Sejak peristiwa Capitol itu.