JAMBI - SKK Migas Perwakilan Sumbagsel melaksanakan Forum Operasi yang merupakan agenda rutin tahunan sebagai wadah sharing knowledge bagi KKKS, para pemangku kepentingan dan juga para akademisi yang ada di wilayah Sumbagsel.
Di tengah pandemi covid-19 yang sedang melanda dunia, SKK Migas Perwakilan Sumbagsel tetap melaksanakan forum ini secara virtual, guna memberikan informasi yang seluas-luasnya baik kepada pelaku industri hulu migas maupun masyarakat umum.
Kegiatan forum tersebut disampaikan bahwa industri ini mencoba untuk beradaptasi dan tetap terus berjalan serta berkelanjutan di tengah pandemi Covid-19 dan mencoba mengantisipasi berbagai kendala yang muncul ke depannya sebagai upaya untuk mencapai target second golden era 1 juta BOPD di tahun 2030.
Kegiatan tersebut melibatkan tiga narasumber, yakni Deputi Perencanaan SKK Migas, Jaffee Arizon Suardin, yang membahas terkait strategi industri hulu migas di era kenormalan baru: Road to 1 MBOPD in 2030. Hadir juga Kapolda Sumatera Selatan yang diwakili oleh Direktur Pamobvit Polda Sumsel, Kombes. Pol. Mirzal Alwi, yang berbicara mengenai strategi pengamanan objek vital nasional pada masa pandemi. Kemudian HSE Superintendent KKKS Seleraya Merangin Dua, Denny Sukmaputra yang menyampaikan informasi survei seismik akuisisi di erra new mormal.
Selain ketiga narasumber tersebut, kegiatan forum tersebut juga dihadiri oleh Kepala Perwakilan SKK Migas Sumbagsel, Adiyanto Agus Handoyo yang sekaligus membuka acara yang diikuti sebanyak 200 peserta lebih, dari berbagai latar belakang mulai dari pekerja SKK Migas, KKKS, jajaran kepolisian di wilayah Sumsel dan Jambi, media hingga mahasiswa dan mahasiswi dari berbagai universitas di Sumsel serta Jambi.
Ardiyanto Agus Handoyo menyampaikan banyaknya tantangan yang dihadapi industri hulu migas dalam memenuhi target angka produksi pada masa ini. Selain masalah pandemi Covid-19, ada hal lain yang menjadi tantangan industri hulu migas yaitu natural decline rate produksi, turunnya permintaan (demand), turunnya harga minyak serta isu terkait tenaga kerja yang perlu mendapat perhatian baik bagi pelaku industri hulu migas ataupun para pemangku kepentingan, dan yang tidak kalah penting adalah faktor keamanan dalam keberlangsungan kegiatan usaha hulu Migas.
“Namun demikian di tengah tantangan tersebut kami, SKK Migas-KKKS akan terus beradaptasi dalam melakukan kegiatan eksplorasi dan juga eksploitasi, baik itu dengan kegiatan survei seismik, pemboran, kerja ulang dan perawatan sumur demi memenuhi komitmen dalam mencapai target angka produksi yang telah ditetapkan,” tutup Adiyanto.
Deputi Perencanaan SKK Migas, Jaffee Arizon Suardin dalam paparan materinya menyampaikan bahwa selama adanya pandemi tidak dapat dipungkiri memang industri hulu migas dalam hal ini SKK Migas dan KKKS sangat merasakan dampaknya. Namun demikian, hal tersebut tidak menutup langkah bagi SKK Migas dan KKKS untuk tetap melakukan berbagai kegiatan.
Hal ini dibuktikan dengan berjalannya beberapa kegiatan besar yang dilakukan KKKS salah satunya ialah Survei seismik 2D terpanjang se- Asia Pasifik oleh SKK Migas bersama KKKS PHE Jambi Merang.
“Ini merupakan bentuk komitmen yang membanggakan sekalipun ditengah pandemi namun survei seismik yang mencakup 35 cekungan ini dapat diselesaikan kurang dari satu tahun pengerjaan,” ujar Jaffee.
Dalam kesempatan ini, Jaffee menjelaskan bahwa dalam kegiatan hulu migas, SKK Migas dan KKKS berupaya meningkatkan produksi migas dengan cara selalu bertransformasi secara perlahan terkhusus dalam upaya mencapai target di tahun 2030 mendatang.
Selain itu Direktur. Pamobvit Polda Sumsel menyampaikan ada beberapa permasalahan yang dihadapi selama masa pandemi ini seperti belum adanya SOP yang terpadu, belum optimalnya koordinasi dan komunikasi antara pengelola obvitnas dengan Polri, pemutusan hubungan kerja dan banyak faktor lainnya.
“Kami rasa ditengah banyaknya tantangan yang kita hadapi saat ini, langkah strategis yang perlu diterapkan adalah meningkatkan kerja sama dan koordinasi yang baik antar stakeholder mulai dari Polri, ormas, perusahaan, pemerintah daerah dan juga perlu ditingkatkannya lagi terkait security awareness” ujar Mirzal.
Ia juga menyampaikan bahwa meningkatnya gangguan keamanan diwilayah objek vital nasional ini, terutama untuk kasus pencurian migas, dipicu oleh beberapa hal antara lain adanya hubungan yang terjalin kurang selaras antar berbagai pihak sehingga perlu adanya usaha kembali dari semua lini untuk menyelaraskan hal ini sehingga pemahaman terkait pentingnya menjaga objek vital nasional ini dapat dipahami bersama.
Sementara itu pada sesi terakhir pemaparan materi, KKKS Seleraya Merangin Dua sebagai salah satu KKKS yang menjaga komitmen untuk terus melakukan kegiatan hulu migas untuk menjaga ketahanan energi nasional ditengah kondisi saat ini, memberikan tips dan trik dalam melaksanakan survei seismik 3D & 2D di masa new normal yang penuh tantangan ini.