JAKARTA – Pemerintah menargetkan vaksin COVID -19 sudah bisa beredar di masyarakat pada Januari 2021 mendatang. Direktur Utama PT Bio Farma, Honesti Basyir memastikan harga vaksin di Indonesia di kisaran Rp200 ribu.
Hal itu disampaikan Honesti Basyir menanggapi pemberitaan yang menyatakan Sinovac sudah menandatangani kontrak pengadaan vaksin dengan Brazil. Harga yang dijual USD 1.96 per dosis. Namun, harga tersebut dibantah oleh pihak Sinovac, melalui surat resmi yang dikirimkan ke Bio Farma.
“Informasi harga vaksin COVID-19 di Brazil, telah kami klarifikasi ke Sinovac. Mereka sudah mengirimkan surat elektronik resmi ke Bio Farma. Sinovac memastikan informasi tentang kontrak pembelian 46 juta dosis senilai USD 90 juta dengan Brazil tidak tepat. Begitu juga harga USD 1,96 per dosis pun tidak tepat,” ujar Honesti di Jakarta, Selasa (13/10).
Bio Farma, lanjutnya, berkomitmen mendukung upaya pemerintah menghadirkan vaksin COVID-19 dengan harga yang terjangkau. Tujuannya memberi perlindungan bagi penduduk Indonesia.
Menurut Honesti dalam penentuan harga vaksin COVID-19, ada beberapa faktor yang menentukan. Salah satu faktornya adalah tergantung pada investasi pada studi klinis fase tiga. Terutama dalam uji efikasi dalam skala besar. “Demikian juga dengan penentuan harga di Indonesia. Dengan kata lain, skema pemberian harga vaksin COVID-19 tidak dapat disamakan,” paparnya.
Untuk menjaga dan menjamin kualitas vaksin COVID-19, mulai bahan baku dan lainnya Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) akan terbang ke China. BPOM akan melakukan visit audit proses pengembangan dan produksi di fasilitas Sinovac di Beijing. Termasuk LP POM MUI untuk melaksanakan audit halal. “BPOM juga akan memastikan fasilitas dan proses produksi vaksin COVID-19 di Bio Farma memenuhi standar cara pembuatan obat yang baik (CPOB),” ucapnya.
Saat ini, uji klinis fase tiga vaksin COVID-19 masih berjalan di minggu kedua Oktober 2020. Data terakhir sampai 9 Oktober 2020, sebanyak 843 relawan sudah mendapat penyuntikan kedua. “Ada 449 relawan dalam tahap pengambilan darah pasca penyuntikan kedua dan masuk periode monitoring,” terangnya.
Hingga saat ini uji klinis tahap tiga berjalan lancar. Belum ada laporan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) serius akibat suntikan calon vaksin COVID-19. Meski begitu, Honesti tetap mengimbau masyarakat konsisten dan disiplin menerapkan 3M (Memakai Masker, Mencuci Tangan, Menjaga Jarak). Menurutnya, protokol kesehatan sangat penting untuk terhindar dari penularan COVID-19.