Disway: Lucid Saudi

Senin 12-10-2020,08:18 WIB

Senin, 12 October 2020
Oleh : Dahlan Iskan

NAMANYA: Lucid, Amerika. Jarak tempuhnya: bisa 830 km, sekali setrum. Bekingnya: Arab Saudi, lewat PIF.

Mobil listrik itu mulai diproduksi tahun depan. Sudah di depan mata. Jarak tempuhnya sudah sangat ideal. Dari Surabaya ke Jakarta tidak perlu berhenti untuk isi listrik.

Edward Ludlow sudah mencoba Lucid. Ia adalah jurnalis Bloomberg TV yang memang ahli mengulas soal otomotif, terutama teknologi kendaraan listrik. Lihatlah bagaimana Ludlow melakukan tes berbagai macam mobil baru. Video di bawah ini ketika ia mencoba Lucid.

 

Hasil tes lapangan yang dilakukan Ludlow terhadap Lucid: jarak tempuh Lucid yang nyata di lapangan adalah 733 km sekali charge. Itu pun sangat oke. Tetap bisa untuk jarak tempuh Jakarta–Surabaya. Yang kalau di Amerika berarti sama dengan dari Los Angeles ke Las Vegas.

Memang antara teori dan praktik tidak sama. Daya jelajah 830 km seperti yang dipromosikan itu adalah hasil uji coba di laboratorium.

Saat dipraktikkan di lapangan pun bisa saja mirip. Asal mengemudikannya sangat disiplin. Misalnya: kecepatan harus sangat konstan. Tidak pernah ngerem. Yang berarti tidak pernah tancap pedal. Sedang yang dilakukan Ludlow adalah: mengemudikan mobil secara normal sebagaimana lalu lintas apa adanya.

Yang menarik, CEO Lucid ini adalah mantan kepala proyek engineer model S mobil listrik Tesla: Peter Rawlinson.

Tentu Rawlinson ingin Lucid lebih hebat dari Tesla. Maka ia pun mendeklarasikan bahwa Lucid adalah mobil yang terbaik di dunia. Aerodinamikanya.

Ia kelahiran Cardiff, Inggris. Pernah pula terlibat di perancangan mobil Jaguar dan Lotus. Lalu pindah ke Amerika. Menangani Tesla.

Rupanya ''perang dingin'' antara Tesla dan Lucid sudah terjadi sejak Lucid masih dalam kandungan. Saya pun jadi ingat sesuatu. Mengapa pada 2018 ada berita ini: Tesla akan mundur dari pasar modal. Menarik diri dari status perusahaan publik ke perusahaan swasta biasa.

Untuk itu diperlukan uang yang sangat besar. Untuk membeli saham-saham yang ada di tangan publik. Harganya pun pasti jauh lebih mahal dari harga yang terjadi di pasar saham.

Ketika bos Tesla, Elon Mask, mengumumkan rencana go private itu harga saham Tesla naik drastis. Itu karena Musk siap membeli saham yang ada di publik dengan harga khusus: 20 persen lebih tinggi dari harga pasar.

Para analis pasar modal pun mulai berspekulasi. Siapa pemilik uang besar di balik rencana go private Tesla itu. Bahkan para analis sudah menyebut-nyebut: pasti ada Arab Saudi di belakang rencana itu.

Tags :
Kategori :

Terkait