Rupiah Tertekan di Tengah Badai Geopolitik, Adu Kuat Dolar AS vs Sentimen The Fed

Rabu 18-06-2025,10:21 WIB
Reporter : Diana Hrp
Editor : Diana Hrp
Rupiah Tertekan di Tengah Badai Geopolitik, Adu Kuat Dolar AS vs Sentimen The Fed

Perusahaan: Gunakan kontrak forward 1‑3 bulan untuk mengunci biaya.

  • Investor: Sebar portofolio ke obligasi USD atau reksa dana pasar uang global.

  • UMKM: Naikkan porsi bahan baku lokal, kurangi ketergantungan impor.

  • Risiko Laten & Agenda Data

    ‐ Data inflasi AS minggu depan di­proyeksi menjadi katalis utama. Angka inflasi inti di atas 3 persen akan memperkuat dolar.
    ‐ Rilis cadangan devisa Indonesia awal bulan depan menjadi ujian daya tahan BI.
    ‐ Putaran perundingan damai Iran‑Israel di Jenewa, jika gagal, bisa memicu lonjakan harga minyak kembali di atas USD 90 per barel.

    Platform e‑trading dan aplikasi neobank membuat investor ritel semakin mudah berspekulasi di pasar valas. Volume transaksi spot lewat reksa dana ETF tematik dolar melonjak 25 persen semester ini, menambah volatilitas jangka pendek. Para analis menilai fenomena itu “pedang bermata dua”: likuiditas naik, tetapi risiko flash crash juga meningkat.

    Rupiah mungkin hanya melemah 0,11 persen pagi ini, tetapi angka itu adalah mosaik dari banyak keping — mulai tensi geopolitik, ekspektasi suku bunga global, hingga dinamika dagang domestik. Selama konflik Iran‑Israel terus berkecamuk dan The Fed bertahan hawkish, rupiah akan cenderung berada di jalur berliku. Kendati demikian, dukungan surplus neraca dagang dan langkah agresif Bank Indonesia menahan laju depresiasi memberi harapan stabilisasi dalam jangka menengah. Pelaku usaha dan investor disarankan tetap disiplin mengelola risiko, memanfaatkan instrumen hedging, serta mengikuti agenda data ekonomi global agar tidak salah langkah.

    Kategori :