Meski dari sisi kualitas dan gengsi sudah tak diragukan, tantangan besar dari Piala Dunia Antarklub 2025 adalah bagaimana membuat turnamen ini lebih membumi.
BACA JUGA:Pertarungan Sengit di MotorLand Sprint Race MotoGP Aragon 2025
Harga tiket yang terlalu tinggi sejak awal memang jadi blunder, apalagi untuk laga pembuka yang melibatkan tim-tim non-Eropa. Publik Amerika yang belum sepenuhnya “jatuh cinta” pada sepak bola tentu tak akan mudah merogoh kocek ratusan dolar untuk tim yang mereka anggap asing.
Meski sudah diturunkan, harga tiket murah pun belum menjamin stadion terisi penuh. Bahkan kehadiran Messi pun tak cukup untuk menyulut antusiasme.
Turnamen ini sebenarnya jadi semacam tes besar bagi AS, yang juga akan menjadi tuan rumah Piala Dunia 2026 bersama Meksiko dan Kanada. Jika Piala Dunia Antarklub ini gagal meraih simpati publik, bisa jadi warning bagi FIFA untuk tidak asal pilih lokasi demi pasar.
Namun, peluang selalu terbuka. Dengan strategi promosi yang lebih tajam, harga tiket yang realistis, dan pendekatan yang menghibur, turnamen ini masih bisa meraih momentum, terutama saat fase knockout dimulai, di mana pertarungan benar-benar akan jadi hidup dan mati.
BACA JUGA:Ranking FIFA Timnas Indonesia Naik-Turun di Jalur Menuju 100 Besar Dunia
Piala Dunia Antarklub 2025 membawa cita-cita besar FIFA, menyatukan klub terbaik dunia dalam satu turnamen akbar. Namun, cita-cita tinggi itu masih harus berhadapan dengan kenyataan pahit—minat pasar yang belum sesuai harapan.
![](data:image/svg+xml;charset=utf-8,<svg height="360px" width="336px" xmlns="http://www.w3.org/2000/svg" version="1.1"/>)
Amerika Serikat sebagai tuan rumah punya pekerjaan rumah besar, bukan hanya sebagai penyelenggara, tetapi sebagai penghubung antara budaya sepak bola global dengan pasar lokal yang masih setengah hati.
Tetap saja, bagi para penikmat bola sejati, turnamen ini adalah pesta yang terlalu mewah untuk dilewatkan. Siap atau tidak, sepak bola klub dunia akan unjuk kebolehan, dan para raksasa akan bertarung demi supremasi.