
Jalur Armuzna otomatis, atau "one-way monitoring", agar pasukan bus dan ambulans tidak terkunci kemacetan saat waktu kritis.
Peningkatan sistem evaluasi nyata, berupa survei digital setelah Armuzna, sehingga input jamaah dapat langsung ditindaklanjuti.
Permohonan maaf Menag Nasaruddin bukan tanda kegagalan, melainkan wujud tanggung jawab moral di tengah level layanan besar. Di bawah sorotan ribuan mata, pelayanan haji adalah refleksi pelayanan negara dan bangsa terhadap warganya.
BACA JUGA:Bentrok dengan Samurai Biru: Penyelamatan Garuda di GBK, Tayang di Mana dan Jam Berapa?
Saat kembali ke Madinah dan kemudian ke Indonesia, jamaah Indonesia membawa dua hal kenangan spiritual nan mendalam, dan sebuah catatan tentang upaya layanan yang berpadu antara manusia, teknologi, dan kesadaran kolektif.
Sebagai masyarakat, kita tentu berharap agar catatan ini menjadi bahan perbaikan berkelanjutan, hingga kelak setiap haji menjadi semakin sempurna—dalam makna, kenyamanan, dan keamanan.