
Dalam wawancara singkat seusai pertandingan, Jeka menyampaikan terima kasih kepada masyarakat Indonesia. “Saya ingin bawa nama Indonesia ke panggung dunia. Terima kasih untuk semua doa dan dukungannya. Ini baru awal,” ujar Jeka sambil menahan emosi.
Ia juga menambahkan bahwa kunci kemenangannya bukan hanya pada kekuatan fisik, tapi juga ketenangan dan strategi. “Saya sudah pelajari gaya bertarung Yoo sejak lama. Malam ini, saya hanya menjalankan rencana,” tambahnya.
BACA JUGA:Emil Audero! Dari Mataram ke Mistis Gawang Garuda, Penyelamatan Fenomenal yang Menggema Dunia
Kemenangan atas Yoo Joo-sang membuka peluang besar bagi Jeka Saragih untuk melangkah ke kontrak penuh di UFC utama. Jika manajemen UFC melihat konsistensi dan performa Jeka, bukan tak mungkin ia segera masuk ke dalam kartu pertarungan PPV (pay-per-view) bersama nama-nama besar dunia.
Namun tantangan berikutnya tentu akan lebih berat. Jeka harus meningkatkan kemampuan grappling, bertahan dari ground-and-pound, dan memperkuat stamina untuk laga 3 ronde penuh jika ingin bersaing dengan petarung top 10 dunia.
Meski begitu, dengan dedikasi dan pelatihan intensif, Jeka tampaknya siap.
Kemenangan Jeka Saragih ini bukan hanya milik pribadi. Ini adalah kemenangan kolektif untuk komunitas MMA Indonesia. Dulu, nama Indonesia jarang terdengar di panggung UFC. Kini, Jeka membuka jalan, dan bisa menjadi inspirasi bagi ratusan bahkan ribuan atlet bela diri muda di seluruh Indonesia.
Banyak akademi MMA di Tanah Air yang kini kebanjiran murid baru. Mereka datang dengan satu mimpi ingin jadi seperti Jeka.
Dalam dunia olahraga, kadang muncul sosok yang tak hanya menang di arena, tapi juga di hati rakyatnya. Jeka Saragih adalah salah satunya. Dengan pukulan keras dan tekad baja, ia tidak hanya menumbangkan lawan, tapi juga membangkitkan semangat nasionalisme dan harapan.
Jalan menuju puncak UFC masih panjang, tapi Jeka telah membuktikan satu hal, Indonesia tidak lagi bisa dipandang sebelah mata dalam dunia Mixed Martial Arts.