JEKTVNEWS.COM- UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) di Indonesia memainkan peran penting dalam perekonomian negara, memilki kontribusi besar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dan penyediaan lapangan kerja. Salah satu faktor yang mempengaruhi perkembangan sektor ini adalah digitalisasi.
Dengan penetrasi internet yang semakin meluas, yang tercatat mencapai 78,19% pada tahun 2023, UMKM semakin memiliki peluang untuk memperluas jangkauan pasar. Digitalisasi ini membuka kesempatan bagi pelaku usaha kecil untuk mengakses pasar yang lebih luas, termasuk pasar global.
Hal ini sejalan dengan temuan dalam sebuah jurnal "Peran Platform Digital terhadap Pengembangan UMKM di Indonesia" yang menunjukkan bahwa digitalisasi telah berhasil meningkatkan omzet rata-rata tahunan bagi UMKM yang beralih ke platform digital.
BACA JUGA:Mengenal Anxiety yang menjadi Ketakutan Tersembunyi pada Diri
Meskipun digitalisasi membawa banyak keuntungan, UMKM juga dihadapkan pada berbagai tantangan. Salah satunya yaitu dengan akses terhadap permodalan, keterbatasan pengembangan sumber daya manusia (SDM), dan kesenjangan antara wilayah perkotaan dan pedesaan masih menjadi hambatan signifikan bagi UMKM di Indonesia.
Banyak pelaku UMKM kesulitan mendapatkan modal karena seringkali tidak memenuhi syarat untuk mengakses pembiayaan dari lembaga keuangan, baik karena kurangnya jaminan atau ketidakmampuan dalam menyusun proposal bisnis yang sesuai.
Hal ini menghambat pertumbuhan mereka dan mengurangi peluang untuk mengembangkan usaha. Selain itu, banyak UMKM juga terkendala oleh keterbatasan dalam hal pengembangan keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk menjalankan dan mengelola bisnis mereka.
Pemilik UMKM sering kali tidak memiliki akses ke pelatihan atau pendidikan yang relevan, sehingga kesulitan untuk berinovasi dan mengoptimalkan potensi bisnis. Di sisi lain, kesenjangan akses antara daerah perkotaan dan pedesaan semakin memperburuk situasi ini.
BACA JUGA:Mobile Legends Game Esports yang Mendunia
Di perkotaan, UMKM lebih mudah mengakses pasar yang lebih luas dan teknologi digital yang dapat membantu mereka berkembang. Namun, di daerah pedesaan, infrastruktur yang terbatas dan akses pasar yang sempit sering kali menghambat kemampuan UMKM untuk bersaing dengan yang ada di perkotaan.
Hal ini menciptakan ketimpangan dalam peluang pertumbuhan yang dapat mempengaruhi keberlanjutan dan daya saing UMKM di berbagai daerah. Pemerintah telah merespons dengan mencanangkan berbagai program, seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI), yang bertujuan memberikan kemudahan bagi UMKM dalam memperoleh pembiayaan dan memperluas jaringan pasar mereka.
Seperti yang dijelaskan dalam jurnal yang sama, KUR memungkinkan UMKM untuk mendapatkan pinjaman dengan bunga rendah, yang menjadi kunci bagi banyak pelaku usaha untuk berkembang.
Sektor ekonomi digital Indonesia menunjukkan angka yang menggembirakan. Proyeksi nilai ekonomi digital Indonesia pada 2023 diperkirakan mencapai USD 82 miliar, dengan e-commerce sebagai sektor terbesar yang mendorong pertumbuhan ini.
Proyeksi ini menunjukkan potensi besar sektor digital yang akan terus berkembang, dengan prediksi nilai ekonomi digital Indonesia bisa mencapai USD 360 miliar pada 2030. Angka tersebut menggambarkan betapa besar kontribusi UMKM dalam ekonomi digital yang dapat membuka peluang bagi produk lokal untuk bersaing di pasar internasional.