Perempuan Lebih Sering Migrain, Kenapa Begitu?

Sabtu 23-11-2024,17:30 WIB
Reporter : Monika Wulan Saputri
Editor : KSandi

JEKTVNEWS.COM - Migrain memang lebih sering dialami oleh perempuan dibandingkan laki-laki. Ada beberapa faktor yang dipercaya menjadi penyebabnya, salah satunya adalah perubahan hormon.

Hormon estrogen yang fluktuatif pada perempuan, terutama selama siklus menstruasi, kehamilan, dan menopause, dapat memicu migrain. Estrogen mempengaruhi kadar zat kimia di otak yang disebut calcitonin gene-related peptide (CGRP), yang berperan penting dalam terjadinya migrain. Perubahan kadar progesteron juga dapat memicu migrain.

BACA JUGA:Migrain, Lebih dari Sekadar Sakit Kepala Biasa

Selain hormon, ada beberapa faktor lain yang bisa meningkatkan risiko migrain pada perempuan, seperti:

1. Genetik: Jika ada riwayat migrain dalam keluarga, kemungkinan besar seseorang akan mengalami migrain juga.

2. Stres: Stres dapat memicu migrain pada siapa saja, termasuk perempuan.

3. Makanan tertentu: Beberapa makanan seperti cokelat, keju, dan makanan yang mengandung pengawet dapat memicu migrain pada beberapa orang.

4. Lingkungan: Perubahan cuaca, suara bising, dan cahaya terang juga bisa menjadi pemicu migrain.

BACA JUGA:Kenali Penyakit dari Sakit Kepala

Gejala Migrain: Migrain biasanya ditandai dengan nyeri kepala yang berdenyut-denyut di satu sisi kepala. Selain itu, gejala lain yang sering muncul adalah:

- Mual dan muntah

- Sensitif terhadap cahaya dan suara

- Aura (penglihatan kabur, melihat titik-titik, atau merasakan sensasi seperti jarum menusuk)

Jika sering mengalami migrain, sebaiknya konsultasikan dengan dokter. Dokter dapat memberikan diagnosis yang tepat dan menyarankan pengobatan yang sesuai. Beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengurangi frekuensi dan intensitas migrain adalah dengan mengidentifikasi pemicu dengan mencoba perhatikan pola migrain dan identifikasi faktor-faktor yang memicu serangan. Hindari pemicu tersebut sebisa mungkin.

Pastikan tidur yang cukup setiap malam. Lakukan teknik relaksasi seperti meditasi atau yoga untuk mengurangi stres. Olahraga dapat membantu mengurangi frekuensi migrain. Perbanyak konsumsi buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian. Setiap orang memiliki kondisi yang berbeda-beda. Oleh karena itu, pengobatan yang efektif untuk satu orang belum tentu efektif untuk orang lain.

Kategori :