Perbedaan Darah Rendah dan Hipotensi Ortostatik
Perbedaan Darah Rendah dan Hipotensi Ortostatik-nutriflakes.id-
JEKTVNEWS.COM- Darah rendah atau hipotensi adalah kondisi di mana tekanan darah seseorang berada di bawah angka normal, yaitu di bawah 90/60 mmHg. Hipotensi dapat menyebabkan gejala seperti pusing, lemas, hingga pingsan. Meskipun sering dianggap ringan, kondisi ini dapat mempengaruhi kualitas hidup jika tidak diatasi dengan tepat.
Namun, ada jenis hipotensi khusus yang perlu mendapat perhatian lebih, yaitu hipotensi ortostatik. hipotensi ortostatik adalah penurunan tekanan darah yang terjadi secara tiba-tiba saat seseorang berdiri dari posisi duduk atau berbaring.
Hipotensi ortostatik terjadi ketika tubuh tidak dapat menyesuaikan diri dengan perubahan posisi tubuh secara cepat, sehingga aliran darah ke otak berkurang dan menyebabkan pusing atau bahkan pingsan. Kondisi ini lebih sering terjadi pada orang yang dehidrasi, memiliki gangguan jantung, atau yang sedang mengonsumsi obat-obatan tertentu.
Sebuah jurnal yang diterbitkan oleh Jurnal Kesehatan Masyarakat menjelaskan bahwa hipotensi ortostatik terjadi karena gangguan pada sistem saraf otonom, yang mengatur tekanan darah. Ketika seseorang berdiri, tubuh harus segera menyesuaikan tekanan darahnya agar darah dapat mengalir dengan lancar ke otak.
BACA JUGA:Hati-Hati! Nikmatnya Bakso Ternyata Menyimpan Ancaman Serius Bagi Kesehatan
Jika sistem ini gagal, penurunan tekanan darah yang cepat terjadi, menyebabkan gejala vertigo atau pusing yang sering disertai dengan kebingungan.
Sementara itu, darah rendah biasa, atau hipotensi sederhana, dapat terjadi karena berbagai faktor seperti malnutrisi, infeksi, atau gangguan hormon.
Hipotensi jenis ini sering kali terjadi secara perlahan dan dapat menyebabkan gejala yang lebih ringan seperti kelelahan, pusing ringan, dan mual. Dalam sebuah penelitian yang dikutip dari Jurnal Kedokteran Indonesia, disebutkan bahwa meskipun darah rendah dapat disebabkan oleh berbagai faktor, sebagian besar kasus dapat diatasi dengan perubahan gaya hidup seperti konsumsi air yang cukup, peningkatan asupan garam, dan tidur yang cukup.
Namun, jika kondisi ini terus berlanjut atau disertai gejala parah seperti pingsan, pemeriksaan medis diperlukan untuk memastikan penyebab yang mendasarinya.
Perbedaan mendasar antara keduanya terletak pada waktu terjadinya penurunan tekanan darah. Pada darah rendah biasa, tekanan darah rendah biasanya terjadi sepanjang waktu, meskipun gejalanya bisa bervariasi tergantung pada aktivitas atau waktu.
BACA JUGA:Mengenal Makanan yang Baik untuk Kesehatan Otak
Sementara itu, hipotensi ortostatik lebih sering terjadi secara tiba-tiba saat tubuh bergerak dari posisi duduk atau berbaring ke posisi berdiri. Dalam beberapa kasus, gejala hipotensi ortostatik bisa hilang setelah beberapa detik atau menit, tetapi bagi sebagian orang, gejalanya bisa berlangsung lebih lama dan cukup mengganggu.
Penting untuk membedakan keduanya karena penanganan untuk masing-masing kondisi bisa berbeda. Jika seseorang sering mengalami pusing atau gejala terkait darah rendah, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter untuk memastikan apakah itu merupakan hipotensi ortostatik atau jenis hipotensi lainnya.
Diagnosis yang tepat akan membantu menentukan pengobatan yang sesuai dan mencegah komplikasi yang lebih serius.
Sumber: