Dampak Pemilu terhadap Kohesi Sosial

Senin 11-11-2024,21:22 WIB
Reporter : Fadilah Rizkia
Editor : KSandi

JEKTVNEWS.COM- Kohesi sosial adalah ikatan yang menghubungkan individu-individu dalam masyarakat, menciptakan rasa kebersamaan meskipun ada perbedaan antar kelompok. Hal ini mencakup kepercayaan, partisipasi dalam kehidupan sosial, dan penerimaan terhadap keberagaman yang memperkuat solidaritas dalam komunitas.

Dalam masyarakat yang kohesif, individu merasa lebih terhubung dan memiliki tanggung jawab bersama untuk menjaga stabilitas sosial. Keberagaman nilai dan identitas bukanlah penghalang, melainkan aset yang memperkaya hubungan sosial.

Hal ini sejalan dengan temuan dalam Social Cohesion: Definitions, Causes and Consequences  oleh MDPI, yang menyatakan bahwa kohesi sosial sangat bergantung pada rasa kepercayaan antara individu dan institusi sosial di masyarakat.

BACA JUGA:Pemilu Meningkatkan Literasi Politik Masyarakat

Pemilu memiliki hubungan yang sangat erat dengan kohesi sosial, karena proses pemilu dapat memperkuat atau merusak ikatan sosial. Pemilu yang dilaksanakan secara adil dan transparan dapat meningkatkan kohesi sosial dengan memberikan kesempatan kepada semua orang untuk berpartisipasi dalam memilih pemimpin mereka.

Ketika masyarakat merasa suaranya dihargai, hal ini meningkatkan kepercayaan pada sistem politik, yang memperkuat rasa kebersamaan di kalangan warga negara. Hal ini sesuai dengan yang disampaikan oleh Bertelsmann Foundation (2020), yang menyatakan bahwa pemilu yang adil membantu menciptakan ikatan sosial yang lebih kuat antara individu dan institusi.

Namun, pemilu juga bisa memperburuk kohesi sosial jika dilaksanakan dengan tidak adil atau disertai manipulasi politik. Ketika pemilu digunakan untuk memperburuk ketegangan sosial berdasarkan isu-isu sensitif seperti agama atau etnis, hasilnya bisa menciptakan perpecahan dalam masyarakat.

BACA JUGA:Polarisasi Sosial Sebagai Dampak Pemilu

Penelitian yang dipublikasikan dalam A Bibliometric Analysis of Research on Social Cohesion(2020) menunjukkan bahwa pemilu yang mengedepankan perbedaan identitas dapat memperburuk polarisasi dan merusak kohesi sosial yang ada. Jika kelompok-kelompok merasa teralienasi atau tidak diwakili, hal ini dapat menurunkan tingkat partisipasi dan meningkatkan ketidakpercayaan antar kelompok.

Oleh karena itu, sangat penting bagi pemilu untuk dilaksanakan dengan prinsip transparansi dan inklusivitas. Pemilu yang berjalan dengan jujur bukan hanya soal memilih pemimpin, tetapi juga tentang memperkuat ikatan sosial dan mendorong solidaritas dalam masyarakat. Proses pemilu yang baik dapat memperkuat persatuan sosial, menciptakan stabilitas, dan mendukung terciptanya masyarakat yang lebih kohesif dan demokratis.

Kategori :