JAKARTA – Polri menggelar Operasi Patuh 2020 di seluruh Indonesia. Kegiatan yang melibatkan 15 ribu personel Polisi Lalulintas digelar selama 14 hari mulai Kamis (23/7).
Kepala Korps Lalu Lintas (Kakorlantas) Polri Irjen Pol Istiono mengatakan Operasi Patuh 2020 mulai dilaksanakan pada Kamis (23/7) hingga Rabu (5/8) di seluruh Indonesia. Dalam pelaksanaannya, Operasi Patuh 2020 mengutamakan upaya preemtif dan preventif dalam mendisiplinkan masyarakat berlalu lintas.
“Konsep operasi persuasif humanis dengan mengedepankan tindakan pencegahan. 40 persen preemtif, 40 persen preventif dan 20 persen penegakan hukum,” katanya di Kantor NTMC Polri, Jakarta, Kamis (23/7).
Dijelaskannya, upaya preemtif dan preventif ini akan disesuaikan dengan adaptasi kebiasaan baru (AKB) dalam rangka mencegah penyebaran COVID-19.
Selain itu, dia juga mengatakan dalam Operasi Patuh 2020, pihaknya mengerahkan sedikitnya 15 ribu personel polisi lalu lintas. Jumlah tersebut merupakan sepertiga dari total 45 ribu personel lalu lintas yang dimiliki Polri.
“Sepertiga kekuatan. Di seluruh Indonesia kan 45 ribu (polisi lalu lintas), jadi sekitar 15 ribu personel,” kata mantan Kapolda Babel ini.
Dikatakannya, pelaksanaan Operasi Patuh 2020 menyesuaikan dengan karakteristik di wilayah masing-masing. Nantinya, lima pelanggaran yang paling dominan dipilih untuk ditertibkan.
Dicontohkannya, di wilayah hukum Polda Metro Jaya, pelanggaran yang paling dominan adalah lawan arus. Maka petugas akan mengumumkan jadwal razia penertiban arus lalu lintas agar masyarakat dapat mematuhi peraturan.
“Di Polda Metro Jaya, pelanggaran apa yang paling dominan? Misalnya lawan arus. Nanti kami umumkan jadwal polisi akan menertibkan pelanggaran lawan arus,” ujarnya.
Menurutnya, dengan pengumuman jadwal razia diharapkan masyarakat akan patuh berlalu lintas. Sehingga pengendara yang ditilang akan sedikit.
Selain itu, Istiono juga meminta jajaran Polres maupun Polda membuat jadwal penertiban pada ruas tertentu. Jika masyarakat patuh, maka upaya Polri mendisiplinkan masyarakat melalui Operasi Patuh, berhasil.
“Tujuannya untuk membangun peradaban dan ketertiban masyarakat dengan lalu lintas ini mudah-mudahan akan semakin tertib. Jadi dalam hal gakkum (penegakkan hukum) konsepnya kami ubah, kami umumkan dahulu (jadwal razia),” ujarnya.
Hari pertama pelaksanaan Operasi Patuh Jaya, Polres Jakarta Pusat menjaring seorang pria yang diduga anggota TNI palsu. Pria berinisial S diamankan saat saat Operasi Patuh Jaya di Jalan Letjen Suprapto, Kemayoran, Jakarta Pusat.
“Pria itu berinisial S, sekarang dalam pemeriksaan di garnisun. Interogasi sedang dilakukan oleh pihak garnisun untuk memastikan identitas bersangkutan,” kata Kasat Lantas Polres Metro Jakarta Pusat Kompol Lilik Sumardi.
Dikatakannya, S terjaring saat anggota TNI yang turut membantu polisi dalam Operasi Patuh Jaya mencurigai seragam S yang berbeda.