Sementara itu, Mantau membawa penonton pada suasana yang lebih mendalam dengan pesan-pesan kehidupan yang disampaikan secara lisan. Kedua pementasan ini menegaskan kembali betapa kayanya tradisi lisan Kerinci yang harus dijaga dan dilestarikan.
Festival ini juga menjadi ajang peluncuran buku antologi hasil karya dari lomba cipta karya sastra puisi yang diadakan sebelumnya.
Buku ini memuat karya-karya terbaik dari para peserta lomba, yang tidak hanya menunjukkan bakat mereka dalam menulis, tetapi juga menjadi cermin dari kekayaan budaya dan kearifan lokal yang mereka representasikan dalam puisi-puisi tersebut.
BACA JUGA:Hari Anak Nasional ke 40 Tahun, Gubernur Jambi dan Bunda PAUD Hadir di Muaro Jambi
Peluncuran buku ini mendapat sambutan hangat dari para tamu undangan, termasuk Ibrahim Pamong Budaya Kerinci dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kerinci, yang melihat pentingnya publikasi karya sastra sebagai bentuk dokumentasi dan apresiasi terhadap kreativitas lokal.
Selain itu terdapat juga kegiatan Kemah Sastra Kerinci 2024.
Kegiatan ini memberikan kesempatan kepada para peserta untuk berinteraksi langsung dengan sastrawan dan seniman lokal, serta mendalami berbagai aspek sastra dan budaya Kerinci.
Dalam kemah ini, para peserta juga diberi pelatihan tulis menulis dan fotografi oleh Dorel Efendi selaku narasumber Kemah Sastra.
Selain itu terdapat juga pelatihan dan baca Aksara Incung, sebuah aksara tradisional Kerinci yang kini mulai dilestarikan kembali.
BACA JUGA:UIN STS Jambi Pasang 1000 Bendera dalam Memperingati HUT Indonesia ke 79 Tahun
Pelatihan ini diharapkan dapat menumbuhkan minat dan kecintaan generasi muda terhadap aksara ini, sekaligus memperkuat identitas budaya mereka di tengah arus modernisasi. Dalam pelatihan tulis dan baca Aksara Incung tersebut di isi oleh Deki Syaputra ZE, M.Hum. selaku mastro incung.
Festival Bahasa dan Sastra Kerinci 2024 berhasil mengumpulkan berbagai elemen budaya dalam satu panggung besar, memberikan ruang bagi seni dan sastra lokal untuk bersinar dan dikenal lebih luas.
BACA JUGA:Posko Hairan-Amin di Kelurahan Sriwijaya Diserbu Warga, Ini Penjelasannya
Dengan dukungan dari berbagai pihak, termasuk tokoh-tokoh penting seperti Sabdanur S.Ag. M.Pd.I, Penerjemah Ahli Muda Kantor Bahasa Provinsi Jambi, dan Teguh Eka Setyabudi, Penelaah Teknis Kebijakan Kantor Bahasa Provinsi Jambi, festival ini tidak hanya menjadi ajang perayaan budaya, tetapi juga langkah nyata dalam melestarikan warisan budaya Kerinci yang tak ternilai harganya.