Maestro Senandung Jolo untuk Merawat Ekosistem Budaya dan Pewarisan

Senin 22-07-2024,10:38 WIB
Reporter : Tim Jektvnews
Editor : KSandi

“Agenda yang berjalan sudah sesuai amanat Undang-Undang Pemajuan Kebudayaan,” kata Zuhdi.

Meskipun pewarisan sudah berjalan dengan baik, Zuhdi masih menyisakan kecemasan, sebab daya dukung ekosistem karya budaya Senandung Jolo mulai terganggu.

Gangguan budaya asing, tentu berpotensi meruntuhkan kebanggan generasi muda terhadap budaya lokal. Sehingga dia berharap karya budaya yang telah menjadi WBTB Indonesia dapat diajarkan ke sekolah secara rutin.

Isu Perempuan dan Lingkungan

Seniman tari Perempuan, Ajeng Briliant menilai aktivitas tradisi Senandung Jolo begitu kuat dengan aktivitas para Perempuan.

Aktivitas perempuan di sawah mulai dari gotong royong menugal (tanam padi) sampai dengan panen senantiasa menyelipkan Senandung Jolo.

Aktivitas Senandung Jolo yang berkaitan dengan pertanian sedikit menurun, karena adanya pergeseran mata pencarian dari sawah ke perkebunan sawit. Sehingga sedikit sekali Perempuan yang terlibat dalam aktivitas Bejolo.

BACA JUGA:Pentingnya pendidikan Pancasila

Hal senada disampaikan Suwandi Wendy. Seniman teater ini menyumbang kritik sosial dalam garapan Bejolo di Ujung Tanjung.

Menurunnya kualitas lingkungan turut mempengaruhi Senandung Jolo. Pasalnya bahan baku alat musik gambang, yang digunakan untuk menunjang pertunjukkan Bejolo kini sudah sulit ditemukan di alam.

Penyebab utamanya tentu alih fungsi hutan menjadi perkebunan sawit secara masif. Sehingga keberadaan kayu mahang sulit ditemukan. Padahal kayu mahang menjadi bahan baku utama, yang tak bisa digantikan dengan bahan lain.

BACA JUGA:Dorong Kualitas Layanan, Sinsen Gelar Technical Skill Contest Mechanic dan Service Advisor

“Kita harus melihat Senandung Jolo secara utuh, dari hulu sampai hilir. Tidak ada alat musik gambang yang baik, jika tidak ada kayu mahang. Semua itu berhubungan dan saling mendukung,” kata Wendy.

Pertunjukkan Bejolo di Ujung Tanjung akan mementaskan pertunjukkan mulai dari arak-arakan kompangan.

Selanjutnya penonton akan digiring suara-suara Senandung Jolo untuk menghampiri panggung-panggung kecil.

Pada panggung-panggung itu, anak-anak sudah bersiap untuk menghibur penonton dengan keterampilan memainkan berbagai instrumen musik, gerak, permainan anak tradisional dan silat kampung.

Kategori :