JEKTVNEWS.COM - Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Retno Marsudi, mengambil inisiatif di Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, Selasa, 28 November 2023, dengan mendesak gencatan senjata permanen antara Israel dan kelompok perlawanan di Palestina, khususnya Hamas. Seruan ini datang setelah gencatan senjata empat hari antara Israel dan Hamas, yang berlangsung pada 24-27 November, kemudian diperpanjang selama dua hari berikutnya.
Retno Marsudi menekankan bahwa jeda kemanusiaan saja tidak cukup, dan yang diperlukan adalah gencatan senjata permanen untuk menyelamatkan nyawa dan memastikan bantuan kemanusiaan dapat diberikan tanpa hambatan. Pidatonya mencerminkan keinginan Indonesia untuk memainkan peran penting dalam menegakkan perdamaian di Timur Tengah.
Selain menyerukan gencatan senjata, Menteri Luar Negeri RI juga menekankan pentingnya memastikan bantuan kemanusiaan mencapai Gaza tanpa hambatan. Dalam konferensi persnya, Retno menyatakan bahwa bantuan kemanusiaan massif diperlukan di Gaza, dan Indonesia berkomitmen untuk meningkatkan bantuan, termasuk kesiapan mengirimkan kapal rumah sakit.
BACA JUGA:Kontroversi Tetap Berlanjut, Mahkamah Konstitusi Putuskan Usia Minimal Capres-Cawapres!
Retno Marsudi juga menyoroti perlunya dukungan komunitas internasional terhadap lembaga PBB dan organisasi kemanusiaan di Palestina untuk membantu warga Gaza. Ia mengecam serangan terhadap fasilitas sipil sebagai pelanggaran terhadap hukum humaniter internasional, mengkritik penerapan double standard terhadap Israel, dan mendukung upaya untuk meminta pertanggungjawaban Israel, termasuk di International Court of Justice.
Selain itu, Retno Marsudi menggarisbawahi bahwa langkah-langkah menuju keadilan melibatkan batasan dalam konflik dan perlunya memulai kembali proses politik dan perdamaian. Pembicaraan solusi dua negara, menurutnya, harus didasarkan pada penyelesaian akar konflik, yaitu pendudukan ilegal Israel di Palestina. Indonesia juga terus mendorong agar Palestina mendapatkan status anggota penuh di PBB agar memiliki kedudukan setara dengan Israel.
BACA JUGA:Presiden Tekankan Peran Tokoh Agama dan Masyarakat Guna Ciptakan Perdamaian Dunia
Konflik antara Israel dan Palestina telah menciptakan dampak kemanusiaan yang serius, dengan lebih dari 14.800 warga Palestina meninggal akibat agresi Israel sejak 7 Oktober.