JAMBI JEKTVNEWS- Kabupaten Tanjung Jabung Barat memiliki keberagaman etnis-suku, hal ini bisa dilihat dari potret kerukunan umat beragama yang begitu tinggi. Meski banyak perbedaan, masyarakatnya tetap hidup rukun dan harmonis. Terutama pada saat event keagamaan, tanpa memandang suku dan agama, seluruh elemen masyarakat bahu membahu ikut merayakan.
BACA JUGA:Provinsi Jambi Promosikan Daerah dengan City Tour bersama Peserta STQH
Tingginya toleransi antar umat beragama di bumi serengkuh dayung serentak ke tujuang ini, tergambar dengan adanya rumah ibadah yang berlainan dan berdampingan seperti masjid, vihara, klenteng, gereja serta pondok pesantren. Bahkan di saat moment tertentu tanpa memandang suku dan agama masyarakat saling bahu-membahu membantu mensukseskan kegiatan keagamaan.
Al – Habib Abdurrahman Bin Umar Al-Musawa, seorang pengasuh Ribath Al-Musawa Selangor-Malaysia, sekaligus penceramah kondang asal Malaysia ini, mengaku salut dan bangga dengan tingginya toleransi antar umar beragama di daerah yang memiliki luas wilayah 5.009 koma 82 kilometer persegi dengan populasi 323 koma 240 jiwa berdasarkan data tahun 2021 tersebut.
“Saya lewat, di situ ada Klenteng atau apa itu, itu penuh dengan motor, ada mobil. Digunakan untuk Haul menunjukkan toleransi yang sangat indah yang sangat bagus”. Unjarnya.
BACA JUGA:Pemprov Jambi Salurkan Dana Hibah Pilkada 2024 ke Bawaslu dan KPU
Haul (peringatan seseorang yang telah meninggal)
Begitupula dengan Cece Memey, ia merupakan seorang warga Tionghoa yang menilai bahwa praktik toleransi antar umat beragama ini, tumbuh secara alamiah, tumbuh atas kesadaran masyarakat untuk saling berbuat baik. Sehingga terajut kehidupan yang harmonis, rukun dan saling harga menghargai. Tingginya toleransi umat beragama terlihat saat digelarnya Haul Syekh Abdul Qadir Al Jailani dan Milad Majelis Ta’lim Al Hidayah Kuala Tungkal ke 44 di Pondok Pesantren Albaqiyatus Shalihat. Dimana rumah ibadah yang berlainan keyakinan menyediakan lokasi parkir.
BACA JUGA:DPKP Kota Jambi resmi luncurkan Aplikasi Hello Si Tani Kota Jambi
Bahkan sebagian masyarakat Etnis Tionghoa di sepanjang jalan dua jalur Profesor Sri Soedewi rela menghentikan aktifitas usaha. Dan rela menyulap bangunan-gudang sebagai penginapan santri dan jamaah, di mana jamaah yang hadir hampir 25 ribu jamaah.