JEKTVNEWS.COM - Kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) merupakan masalah serius yang terjadi di Indonesia, termasuk di kota Jambi.
Kabut asap dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan dan lingkungan yang berdampak negatif pada masyarakat dan ekosistem di sekitarnya.
BACA JUGA:Program KUR Bank 9 Jambi Capai Rp 100 Juta, Berikut Cara Pengajuannya Agar Bisa Cair
Berdasarkan data BMKG Jambi akibat dampak karhutla indeks kualitas udara di Jambi mencapai 120 termasuk kategori tidak sehat.
"Turunnya kualitas udara di Kota Jambi ini disebabkan karena kebakaran hutan dan lahan atau Karhutla di wilayah Sumatera Selatan. Kemudian asap begerak ke Kota Jambi karena perputaran angin," Ujar Annisa selaku Koordinator Bidang Data dan Informasi BMKG (4/9).
Beberapa masalah kesehatan yang dapat terjadi akibat kabut asap antara lain iritasi mata, hidung, dan tenggorokan, sesak napas, batuk, dan bahkan dapat menyebabkan penyakit pernapasan seperti asma dan bronkitis.
Kabut asap juga dapat memperburuk kondisi kesehatan bagi orang yang sudah menderita penyakit jantung dan paru-paru.
Selain masalah kesehatan, kabut asap juga dapat berdampak negatif pada lingkungan.
Kabut asap dapat mengurangi kualitas udara dan menyebabkan kerusakan pada tanaman dan hewan di sekitarnya.
Kabut asap juga dapat mempengaruhi kualitas air dan tanah, sehingga dapat mengganggu ekosistem di sekitarnya.
Di kota Jambi, kabut asap akibat karhutla telah menjadi masalah yang sering terjadi.
BACA JUGA:Sejumlah Artis Diduga Mempromosikan Judi Online, Salah Satunya Artis Ini
Pada tahun 2019, kabut asap di kota Jambi mencapai level yang sangat berbahaya bagi kesehatan manusia.
Pemerintah setempat telah mengambil berbagai tindakan untuk mengatasi masalah ini, seperti memadamkan api dan menegakkan hukum terhadap pelaku pembakaran hutan dan lahan.
Namun, upaya ini masih belum cukup untuk mengatasi masalah kabut asap secara menyeluruh.