JAKARTA, JEKTVNEWS.COM - Wilayah Jakarta menjadi perhatian banyak orang terkait prihal kualitas udara yang terjadi belakangan ini. Berdasarkan Peringkat dirilis IQAir dengan indeks kualitas udara Jakarta terukur mencapai 164 secara akumulatif.
Kemudian, konsentrasi partikel debu halus atau PM2,5 mencapai 16,5 kali lebih tinggi daripada standar rekomendasi Badan Kesehatan Dunia (WHO).
Di media sosial, banyak warganet yang mengeluhkan beberapa ketidaknyamanan di tenggorokan mereka hingga hidung.
BACA JUGA:Mengatasi Kegabutan: Tips untuk Mengisi Waktu dan Meningkatkan Produktivitas
Diketahui, tingkat polusi udara yang tinggi bisa mempengaruhui kesehatan masyarakat setempat terutama terkait masalah ISPA.
Tetapi tidak hanya itu, polusi udara juga bisa meningkatkan resiko kemandulan, demikian laporan studi yang dilakukan di China.
Dilansir dari situs The Guardian, analisis terhadap 18 ribu pasangan di China menemukan bahwa paparan tingkat polusi partikel yang cukup tinggi dapat meningkatkan risiko infertilitas 20 persen lebih besar.
Lebih jauh, para peneliti menemukan bahwa wanita yang terpapar polusi partikel kecil 10 mikrogram per meter kubik lebih tinggi selama setahun memiliki risiko infertilitas 20 persen lebih besar.
Adapun tingkat polusi rata-rata untuk pasangan China adalah 57µg/m3.
BACA JUGA:Kapan Pria Harus Berhenti Mengejar Perempuan yang Disukai? 7 Hal Ini Harus Diperhatikan
Sedangkan, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa proporsi wanita yang tidak hamil setelah 12 bulan mencoba meningkat dari 15 persen menjadi 26 persen.
Hal itu membandingkan kuartal yang terpapar polusi terendah dengan kuartal yang menderita polusi tertinggi.
Tim peneliti memperhitungkan faktor-faktor lain termasuk usia, berat badan, pendapatan, merokok, minum alkohol, dan tingkat olahraga.