Hindari, 5 Kebiasaan yang Menimbulkan Kecemasan, Nomor 2 Sering Dilakukan Setiap Orang

Hindari, 5 Kebiasaan yang Menimbulkan Kecemasan, Nomor 2 Sering Dilakukan Setiap Orang

Kecemasan-Alodokter-

JEKTVNEWS.COM - Memiliki kecemasan merupakan hal yang pernah dirasakan setiap orang, Kondisi cemas ini, sebagian orang mungkin akan cepat berlalu, namun untuk lainnya, perasaan itu merupakan pendamping yang konstan.

Para ahli menyakini ada kebiasaan tertentu yang bisa membuat seseorang cemas, meski tidak mengancam keselamatan.

Dilansir dari laman Best Life, Sabtu (24/6), berikut lima kebiasaan yang menimbulkan kecemasan:

1. Meremehkan Waktu

BACA JUGA:6 Tips Merawat Rambut Agar Tidak Mudah Rontok

"Banyak dari kita mengalami kesulitan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan ketika tiba waktunya untuk berganti pekerjaan lainnya. Terutama jika kita memiliki kecenderungan perfeksionisme atau terlalu banyak bekerja,” ujar pendiri klinis Joon Amy Mezulis.

Salah satu cara untuk mencoba mengurangi perilaku ini adalah dengan menetapkan waktu tertentu untuk berhenti dan bertransisi ke pekerjaan atau aktivitas berikutnya.

"Jika sadar kita terus-menerus meremehkan waktu, berlatihlah membangun batasan. Jika menurut kita suatu pekerjaan akan memakan waktu 10 menit, beri batasan 20 menit untuk melihat bagaimana rasanya tidak terburu-buru untuk mengerjakannya,” kata Mezulis.

2. Mengecek Ponsel Saat Bangun Tidur

BACA JUGA:Pemerintah Kota Jambi Tunda Selama 6 Bulan Kenaikan Tarif PDAM Tirta Mayang

"Perilaku memulai hari dengan membombardir otak pada informasi menyebabkan rasa cemas tentang semua yang perlu kita lakukan. Kita tidak memiliki kesempatan untuk membiarkan pikiran atau tubuh kita bangun dulu," jelas Amy Mezulis.

Unggahan, laporan berita, dan email, itu akan tetap ada dalam 15 atau 20 menit setelah peregangan pagi, secangkir kopi pertama, atau meditasi pagi. “Menunggu, akan membuat saya menerima informasi dari tempat yang jauh lebih tenang,” kata dia.

3. Menonton Berita

Sebuah studi pada Agustus 2022 yang diterbitkan di Health Communication, menemukan bahwa orang yang secara obsesif mengonsumsi media berita lebih cenderung tidak hanya menderita stres dan kecemasan, tetapi juga kesehatan fisik yang buruk.

Sumber: