Polisi Yakin Aset First Travel Masih Banyak
JAKARTA - Polisi yakin masih ada aset lain milik First Travel. Karena itu, penyidik masih berupaya untuk mengendus semua aset yang diduga dibeli dari uang jamaah tersebut. Hingga saat ini baru ada 10 aset First Travel yang telah disita.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divhumas Polri Brigjen Rikwanto menjelaskan, Pusat Pelaporan dan Analisa Transaksi Keuangan (PPATK) baru menyerahkan sebagian hasil penelusuran dari rekening First Travel. ”Belum semua rekening yang diberikan penyidik ke PPATK ditelusuri,” terang jenderal berbintang satu tersebut.
Berdasarkan pada sebagian hasil penelusuran PPATK, maka penyidik menduga masih adasejumlah aset lain yang disembunyikan dua petinggi First Travel, Andika Surachman dan Anniesa Hasibuan. ”dalam pengembangan ini, aset di tempat lain masih terbuka lebar,” jelasnya.
Beberapa waktu lalu, penyidik Bareskrim juga melakukan penggeledahan di rumah mertua Tersangka yang berada di Cimanggis. Dalam penggeledahan itu ditemukan adanya buku tabungan yang selama ini belum diketahui. ”Rekening lainnya ini,” papar mantan Kabidhumas Polda Metro Jaya tersebut.
Barang bukti yang ditemukan di rumah mertua tersangka tersebut akan dikompilasikan dengan barang bukti yang ditemukan sebelumnya. ”Oh, ada paspor lain juga yang ditemukan di rumah tersebut,” urainya.
Sementara Agen First Travel berinisial DH mengatakan, di belakang rumah mertua Anniesa itu sebenarnya terdapat kontrakan yang cukup luas. Ada belasan pintu kontrakan yang diduga dimiliki oleh sepasang tersangka tersebut. ”Kami sebagai korban berharap bisa dicek,” jelasnya.
Menurutnya, orang tua tersangka juga sempat ditanya korban First Travel yang merupakan tetangganya. ”Tapi, orang tua Andika ini malah mengusir korban,” paparnya saat dihubungi kemarin.
Dengan skala kasus yang begitu besar, mengapa tersangka hanya tiga orang? Rikwanto menegaskan bahwa kasus tersebut belum berhenti, keterlibatan pihak lainnya masih diselidiki. ”Masih didalami lagi,” papar mantan Kabagpenum Divhumas Polri tersebut.
Dia mengakui, pasca penanganan kasus First Travel ternyata banyak laporan kasus terkait travel yang lain. Saat ini sedang diidentifikasi, apakah ini ada kesalahan menejeman atau malah penggunaan uang jamaah umroh yang tidak sesuai. ”Yang mengakibatkan jamaah tidak bisa berangkat,” paparnya.
Maraknya bisnis travel umroh yang bermasalah tentunya perlu disikapi. Bareskrim berharap Kementerian Agama bisa membuat aturan yang lebih jelas. ”Sehingga, bisa menekan kemungkinan adanya kompetisi usaha yang tidak sehat,” terangnya.
Selama ini terdapat sekitar sepuluh aset yang disita polisi, diantaranya dua rumah Kiki Hasibuan, satu rumah dan kantor Andika serta Anniesa dan lima mobil. Jumlah aset tersebut masih belum seimbang dengan jumlah uang jamaah yang disikat First Travel.
(idr)
Sumber: