Belum Selesai Masalah Pembakaran Al Quran di Swedia, Aksi Serupa Terjadi di Belanda
Demonstrasi yang dilakukan oleh Paludan dan kawanannya, memprotes upaya Swedia masuk NATO dan untuk menunjukkan dukungan bagi Kurdi. Para demonstran membawa spanduk merah besar bertuliskan 'Kita semua PKK', mengacu pada Partai Pekerja Kurdistan yang dilarang di Turki, Swedia, dan Amerika Serikat (AS).
Paludan, yang juga berkewarganegaraan Swedia, juga pernah menggelar sejumlah demonstrasi di masa lalu dimana dia membakar salinan kitab suci Muslim tersebut. Aksi tersebut langsung meningkatkan ketegangan Swedia dengan Turki, dan membuat geram beberapa negara lainnya.
Menaggapi kejadiaan tersebut, Kementerian Turki mendesak Swedia untuk mengambil tindakan yang diperlukan terhadap para pelaku dan mengundang semua negara untuk mengambil langkah nyata melawan Islamofobia.
Baca juga : kecam pembakaran al-quran di kedutaan besar turki di kota stockholm swedia
"Kami mengutuk sekeras mungkin serangan keji terhadap Kitab Suci kami, Mengizinkan tindakan anti-Islam ini, yang menargetkan umat Islam dan menghina nilai-nilai suci kami, dengan kedok kebebasan berekspresi yang sepenuhnya tak bisa diterima," demikian pernyataan resmi Kementerian Luar Negeri Turki seperti dikutip dari Reuters.
Hal yang sama juga disampaikan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. Ia memperingatkan Swedia tidak mengharapkan dukungannya untuk bergabung dengan NATO setelah kejadian pembakaran Alquran tersebut.
"Swedia seharusnya tidak mengharapkan dukungan dari kami untuk NATO," kata Erdogan dalam tanggapan resmi pertamanya, dilansir AFP, Selasa (24/1).
"Jelas bahwa mereka yang menyebabkan aib seperti itu di depan kedutaan besar negara kita tidak dapat lagi mengharapkan kebaikan dari kita terkait permohonan mereka untuk menjadi anggota NATO," tambahnya.
Komentar keras Erdogan semakin menjauhkan prospek Swedia dan Finlandia bergabung dengan NATO sebelum pemilihan presiden dan parlemen Turki pada Mei mendatang.
Sementara itu, menanggapi hal tersebut, Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin mengutuk aksi pembakaran al quran di dekat Kedutaan Besar Turki di kota Stockholm, Negara Swedia, dan penyobekan halaman-halaman al quran di Den Haag, Negara Belanda.
Pemerintah telah mengirimkan nota diplomatik terhadap kedua negara tersebut.
Wapres menuturkan, Indonesia selalu mengambil sikap untuk meredam potensi konflik.
Baca Juga: 3 sistem ini dapat mengurangi kemacetan dan bermanfaat bagi pengguna jalan tol
“Ini pemerintah sudah membuat nota politik tentang peristiwa ini dan akan memanggil duta besarnya karena memang peristiwa bisa memicu konflik, bahkan kalau kita tidak bisa menjaganya itu bisa potensi konflik itu bisa melebar atau terjadi di berbagai negara lain,” ujarnya, dikutip sindonews.com, Kamis (26/1).
Pihak Negara Indonesia telah memanggil duta besar Belanda untuk Indonesia Lambertus Christian Grijns, guna membahas terkait penyobekan al quran yang dilakukan oleh seorang politisi sayap kanan Belanda Edwin Wagensveld, di depan gedung parlemen di Den Haag, Negara Belanda.
Sumber: