Konflik Natuna, Kapal Tiongkok Tabrak Perahu Nelayan Indonesia

Konflik Natuna, Kapal Tiongkok Tabrak Perahu Nelayan Indonesia

Bupati Natuna, Abdul Hamid Rizal mengungkapkan warganya yang berprofesi sebagai nelayan berhenti sementara untuk melaut. Hal ini karena adanya klaim sepihak oleh Tiongkok yang menyebutkan perairan Natuna bukan milik Indonesia.

“‎Iya sementara nelayan stop melaut menunggu wilayah tangkapannya aman dari gangguan nelayan asing,” ujar Abdul Hamid saat dihubungi, Selasa (7/1).

Abdul Hamid mengatakan nelayan Indonesia takut untuk mencari ikan di perairan Natuna. Hal itu karena nelayan Tiongkok akan menabrak perahu mereka jika berpapasan. ‎”Jadi mereka mau menabrak perahu nelayan kita kalau tidak lari,” katanya.

Namun demikian Abdul Hamid mengatakan para nelayan memiliki pekerjaan lain. Selain menjadi nelayan warga Natuna juga perprofesi sebagai petani. ‎”Mereka biasanya bertani. Karena kebanyakan nelayan kami semua punya kebun untuk bertani,” ungkapnya.

Abdul Hamid berharap konflik di Natuna bisa lekas selesai. Pasalnya nelayan dirugikan adanya konflik ini. Ia juga berharap TNI juga terus bersiaga di perairan Natuna. ‎”Saya kira itu yang tepat sehingga nelayan kita tidak was-was lagi untuk melaut karena sudah ada yang mengamankan mereka di laut kita,” pungkasnya.

Diketahui, Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi mengatakan, telah terjadi pelanggaran yang dilakukan kapal-kapal China di wilayah ZEE Indonesia di perairan Natuna, Kepulauan Riau.

Retno menyampaikan, dalam United Nations Convention on the Law of the Sea (UNCLOS) 1982 telah menetapkan bahwa perairan Natuna masuk ke dalam ZEE Indonesia. Oleh karena itu ia meminta Tiongkok mematuhi aturan tersebut. Retno juga mengatakan, dalam rapat koordinasi para menteri sepakat untuk melakukan patroli di wilayah ZEE di perairan Natuna.

Sumber: