Disway: Kaget Dor

Disway: Kaget Dor

Senin 09 November 2020
Oleh : Dahlan Iskan

AKANKAH Joe Biden mati tertembak? Demikian juga Kamala Harris?

Setidaknya acara deklarasi kemenangan Biden-Harris kemarin malam itu aman. Memang, suami Kamala Harris sempat kaget ketika mendengar suara ''dor'' dari jauh. Ia tampak secara refleks memegang bahu istrinya. Ternyata ''dor'' itu suara petasan.

Saat itu, presiden terpilih Amerika Serikat tahun 2020, Joe Biden, lagi berada di atas panggung. Disertai istrinya, Prof Dr Jill Biden. Beserta anak-anak dan cucu-cucu.


Kamala Harris juga ada di atas panggung. Bersama suaminyi, Douglas Emhoff. Juga anak-anak mereka.

Mestinya Douglas tidak perlu terkejut atas suara ''dor'' itu. Panggung tersebut disekat oleh kaca anti peluru. Kacanya selebar panggung. Sangat bening. Hampir tidak terasa ada kaca pemisah di bagian depan panggung itu.

Memang Joe Biden dipilih oleh 75 juta suara. Lebih banyak dari yang memilih Barack Obama dulu. Bahkan itu suara terbanyak yang pernah diberikan pada seorang calon presiden dalam sejarah Amerika.

Namun, yang memilih Donald Trump juga banyak: 70 juta juga. Lebih banyak dari suara Obama ketika jadi presiden. Pun lebih banyak dari suara yang ia dapat empat tahun lalu.

Berarti betapa banyak hati yang terluka sekarang ini di sana. Sebanyak 70 juta orang kecewa. Pasti cebong dan kampretnya tidak mudah diminta rukun.

Satu-satunya harapan adalah jiwa besar Biden. "Ia itu tokoh yang hatinya besar. Ia tokoh pemersatu, bukan pemecah belah," ujar Kamala Harris.

Tapi militansi pendukung Trump tidak bisa disamakan dengan cebong atau kampret. Mereka bersenjata. Pun pembelian senjata meningkat drastis di masa kampanye kemarin.

Betapa banyak borok Trump diungkap selama kampanye. Dan sebelumnya. Toh mereka tetap fanatik memilih Trump. Di mata mereka, Trump sudah berubah status: bukan lagi tokoh bisnis atau politik. Ia sudah dianggap setengah dewa. Mereka tidak mau tahu lagi kelakuan Trump itu seperti apa. Mereka itu pejah-gesang sudah nderek Trump.

Trump itu, di mata mereka simbol tugas suci. Sampai-sampai Trump itu dianggap punya kesaktian. Maka mitos dan mistis pun diselimutkan pada Trump. Yakni bahwa Trump itu dilahirkan ke dunia sebagai lambang The Storm. Yang tugasnya sangat gaib: untuk membasmi komplotan misterius yang punya mata di dahi. Itulah kelompok rahasia yang berusaha menguasai dunia sampai Hari Kebangkitan kelak.

Dengan kepercayaan seperti itu mereka tidak rela kalau ada yang menjelekkan Trump. Pihak yang menjelekkan itu selalu dinilai musuh nyata The Storm.

Sumber: