Potensi Penularan Covid-19 dari Orang Terdekat Sangat Tinggi
JAKARTA – Potensi penularan COVID-19 dari orang terdekat sangat tinggi. Karenanya, masyarakat diminta untuk mewaspadainya. Meningkatkan kewaspadaan salah satunya dengan cara penerapan protokol kesehatan yang ketat.
Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 Doni Monardo mengatakan orang-orang terdekat berpotensi menjadi penular COVID-19. Mereka bisa saja dari keluarga, teman dekat, atau tetangga.
“Bukan orang yang jauh dari kita. Yang menulari kita adalah orang yang terdekat, siapa orang terdekat, yakni keluarga, saudara, sanak, famili, atau teman sekerja. Itulah yang berpotensi,” katanya melalui keterangan tertulisnya, Minggu (17/9).
Karenanya, dia menyebut bahwa di antara orang-orang terdekat, satu sama lainnya saling mengancam.
“Jadi sebenarnya kita yang terdekat satu sama lain itu adalah saling mengancam kalau tidak hati-hati,” ucapnya.
Doni juga menjelaskan penyebaran dan penularan virus COVID-19 adalah dari manusia ke manusia. Virus ini berbeda dengan flu burung atau flu babi. Untuk itu, masyarakat diminta waspada.
“COVID-19 ini yang menyebarkan bukan seperti flu burung atau flu babi. Flu babi dan flu burung ditularkan oleh hewan, COVID-19 ini ditularkan oleh manusia,” katanya.
Dijelaskannya, berdasarkan data Satgas Penanganan COVID-19, tujuh persen penderita COVID-19 yang menjalani perawatan di Rumah Sakit Darurat Penanganan COVID-19 Wisma Atlet Jakarta tertular dari orang-orang terdekat mereka. Ancaman penularan virus dari orang-orang yang terserang COVID-19 namun tidak mengalami gejala sakit atau OTG (orang tanpa gejala).
“OTG ini adalah silent killer, ini adalah pembunuh potensial. Kalau mereka masih berada di luar, mereka sendiri tidak sadar, dia pergi kemana-mana, kemudian ketemu dengan keluarganya, saudaranya, orang yang dicintainya dan secara tidak langsung menulari. Ini yang berbahaya,” jelasnya.
Selain itu dia menyebut vaksin hanya meningkatkan kekebalan tubuh terhadap virus dan tidak bisa serta merta menghentikan wabah COVID-19.
“Yang divaksin ini bisa tahan, sementara yang tidak divaksin tetap saja nanti bisa menjadi terpapar COVID-19,” ujarnya.
Ia menjelaskan pula bahwa pada tahap awal pemberian vaksin rencananya diutamakan bagi kelompok rentan seperti warga lanjut usia dan tenaga kesehatan.
“Yang disuntik atau yang divaksinasi itu orang-orang yang berisiko dulu. Tenaga kesehatan, perawat, dokter dan juga mereka yang berisiko tinggi karena memiliki komorbid,” katanya.
Untuk itu, dia meminta agar masyarakat mematuhi protokol kesehatan. Disiplin protokol kesehatan adalah harga mati memutus mata rantai penyebaran virus tersebut.
“Inilah yang harus kita sadari bahwa setiap saat setiap detik, disiplin adalah harga mati. Sedikit saja kita lengah, kita abai dengan protokol kesehatan, maka kita akan mudah terpapar,” tegasnya.
Sumber: