Real Madrid Rebut Trofi ke 34
MADRID – Zinedine Zidane akhirnya menuntaskan mimpinya. Real Madrid menjadi juara La Liga Spanyol setelah menang 2-1 atas Villareal, Jumat (17/7) dini hari WIB. Hasil tiga poin ini tak bisa dikejar Barcelona yang kehilangan angka di sisa satu laga musim ini. Ini gelar ke-11 yang direbut Zidane sebagai entrenador Madrid setelah tiga musim puasa gelar.
Bek Madrid Sergio Ramos mengakui, pandemi virus korona memantik skuat El Real memenangkan gelar La Liga musim ini, sehingga mereka bekerja keras untuk meraih itu. “Ini malam terindah. Sejak Liga dilanjutkan (akibat pandemi). Kami kembali kami memiliki satu target yang ingin kami capai: yaitu kami ingin memenangkan setiap pertandingan yang ada,” ujarnya kepada Marca, kemarin.
Sejak restart La Liga dimulai, penampilan Madrid sempurna. Los Merengues mengoleksi semua kemenangan dari 10 laga. Ini menjadi gelar ke-34 bagi Real Madrid. “Kami sama sekali tidak meragukan kemampuan kami untuk melakukan itu dan kami berhasil membuktikannya di atas lapangan,” katanya.
Di saat Madrid berpesta, Barcelona justru kalah oleh Osasuna 1-2 dini hari tadi WIB. Lewat kemenangan itu, Real Madrid mengoleksi 86 poin atau unggul tujuh angka dari Barcelona (79).
Laga memang sengit. Real Madrid sebagai tuan rumah tampil menekan sejak laga awal. Bomber Karim Benzema yang sempat mengirim crossing gagal disambut Rodrygo. Beruntung pada menit ke-29, Benzema yang mendapat umpan terobosan Luka Modric sukses memperdaya kiper Sergio Asenjo. Madrid pun unggul 1-0.
Memasuki babak kedua, El Real langsung mengendalikan jalannya permainan. Namun pertahanan The Yellow Submarine-julukan Villareal- sangat solid. Pada menit ke-60, sontekan Dani Carvajal dari luar kotak penalti masih bisa ditepis oleh Asenjo.
Pada menit ke-73, Real Madrid mendapat hadiah penalti. Sergio Ramos yang berusaha menerobos lini pertahanan Villarreal dan dijatuhkan oleh Sofian Chakla di kotak terlarang. Wasit Alejandro Jose Hernandez segera menunjuk titik putih.
Ramos yang didapuk sebagai eksekutor penalti, sukses mengonversinya menjadi gol. Menariknya, ia memakai trik Barcelona beberapa tahun silam dengan menggulirkan bola untuk dilesakkan oleh Benzema ke gawang Villarreal.
Namun gol itu dianulir karena Benzema terlalu cepat memasuki kotak penalti dan wasit mengizinkan Real Madrid mengambil ulang eksekusi tendangan penalti. Beruntung, Real Madrid mendapatkan kesempatan untuk mengulang penalti itu setelah wasit mengecek VAR.
Eksekusi kali kedua dihadapi oleh Benzema yang dengan dingin memperdaya Asenjo ke pojok kiri bawah gawang untuk menggandakan keunggulan Real Madrid pada menit ke-77. Skor pun berubah menjadi 2-0.
Di saat Madrid melancarkan serangannya, Villarreal akhirnya mampu memperkecil kedudukan berbuah lewat gol sundulan Vicente Iborra memanfaatkan umpan Mario Gaspar pada menit ke83.Kedudukan 2-1 untuk Real Madrid tak berubah sampai wasit meniup peluit panjang dan Madrid menuntaskan puasa gelar selama tiga musim terakhir.
Peluit pertandingan berakhir akhirnya ditiup. Pemain melompat kegirangan, lalu saling berpelukan. Zidane memeluk satu per satu pemainnya bagai anak sendiri. Mereka seperti ingin melupakan kejadian memalukan di musim 2018/2019, dan itu lumrah karena mereka sedang merayakan kerja keras mereka.
Malam terindah di Santiago Bernabeu menjadi special bagi dua benteng Madrid, Sergio Ramos dan Marcelo. Mereka menjadi bagian dari jatuh bangun membangun Real Madrid dalam dua satu dekade terakhir. Jika diakumulasikan, keduanya telah memenangkan trofi ke-22 bersama Los Blancos. Hanya kalah satu trofi dengan bintang Madrid sebelum perang dunia kedua, Paco Gento.
Kedua pilar ini datang di saat yang berbeda, Ramos bergabung dari Sevilla pada musim panas 2005 dan Marcelo dari Fluminense pada bulan Desember 2006. Namun, mereka berdua memenangkan gelar pertama mereka pada saat yang sama, bersama Fabio Capello membimbing Real Madrid ke gelar LaLiga Santander pada tahun 2007. (fin/tgr)
Sumber: