Program B30 Terhambat Anjloknya Harga Minyak Dunia
Jakarta – Penurunan harga minyak dunia yang cukup dalam bakal menghambat pelaksanaan program penggunaan campuran biodiesel 30 persen menggunakan Bahan Bakar Nabati atau B30.
“Program B30 akan terhambat dengan penurunan harga minyak mentah dunia karena lebih murah dibandingkan dengan biofuel,” kata peneliti dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Ariyo Irhamna kepada Fajar Indonesia Network (FIN), kemarin (21/4).
Kendati demikian, menurut Ariyo pemerintah tak boleh menghentikan progam B30 yang telah diluncurkan pada akhri Desember 2019 lalu. Implementasi B30 dilakukan karena Indonesia harus mencari sumber-sumber energi baru terbarukan (EBT). Selain itu, Indonesia tak boleh bergantung dengan energi fosil yang pasti akan habis.
“Pemerintah harus terus melanjutkan program B30. Sebab oil price tidak ada yang tahu sampai kapan dan bisa saja kembali ke harga normal karena penurunan dipicu oleh konflik antara Rusia dan Arab Saudi,” ujarnya.
Adapun harga minyak dunia yang mencapai minus USD37,63 per barel ini terjadi untuk pertama kalinya dalam sejarah. Hal ini disebabkan kelebihan pasokan minyak di tengah pandemi virus corona atau Covid-19 yang melanda negara-negara di dunia.
Sementara, Pengamat Energi dari Energy Watch Indonesia Mamit Setiawan menyatakan, turunnya harga minyak mentah dunia akan berdampak pada penurunan harga Bahan bakar Minyak (BBM) nonsubsidi pekan depan. Selain itu, juga akan berdampak pada tarif litrik.
“Untuk tarif listrik saya kira ini merupakan berkah bagi PT PLN (Persero) karena dalam menentukan Biaya Pokok Penyediaan (BPP) mereka ada salah satu komponennya analisasi kandungan unsur logam (ICP). Tinggal nanti PLN berhitung kembali apakah mereka dalam posisi untung atau tetap merugi, karena tarif listrik sudah cukup lama tidak naik,” jelas Mamit.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, menukiknya harga minyak mentan dunia bisa berpengaruh pada pelaksaan program B30. Karenanya, kata dia, pemerintah akan terus memonitor pergerakan harga minyak dunia. “Bagi Indonesia kami akan memonitor karena ini terkait dengan biodiesel 30,” ujar Airlangga dalam video conference, Selasa (21/4).
Namun mantan Menteri Perindustrian itu tak menjelaskan lebih detail mengenai dampak penurunan harga minyak mentah dunia terhadap program B30. Airlangga juga tak memaparkan lebih jauh mengenai efeknya terhadap situasi di dalam negeri.
Seperti diketahui, dalam pelaksanaan mandatori B30, produsen biodiesel akan mendapatkan insentif selisih harga apabila harga indeks pasar (HIP) biodiesel di atas HIP minyak solar. Insentif tersebut berasal dari pungutan ekspor sawit yang dikumpulkan oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit.(din/fin)
Sumber: