JEKTVNEWS.COM - Marah merupakan cara meluapkan emosi, bagi sebagian orang marah akan dilakukan secara menggebu-gebu ataupun dengan melakukan tindakan anarki lainnya.
Faktanya marah yang dilakukan sering dapat memberikan dampak negatif bagi tubuh dan juga kesehatan.
BACA JUGA:Beasiswa LPDP Gelombang 2 Dibuka, Berikut Jurus Jitu Menulis Motivation Letter
Hal yang paling berdampak yakni kesehatan mental dan fisik, termasuk peningkatan risiko penyakit jantung, depresi, dan kecemasan.
Tetapi penelitian baru-baru ini telah memberi petunjuk baru tentang mekanisme kemarahan yang merugikan kita, dan hasilnya mengkhawatirkan.
Hasil studi menemukan bahwa orang yang sering melaporkan kemarahan memiliki tingkat peradangan yang jauh lebih tinggi di tubuh mereka, yang terkait dengan sejumlah penyakit kronis.
Studi lain menemukan bahwa orang yang mengalami stres akibat kemarahan memiliki risiko lebih tinggi terkena serangan jantung dan stroke, bahkan berbulan-bulan setelah kejadian tersebut.
BACA JUGA:Harga Komoditi Hasil perkebunan merosot, Penjual ikan asin sepi pembeli
Tetapi mengapa kemarahan memiliki efek negatif pada kesehatan kita? Salah satu teori menyatakan bahwa kemarahan memicu pelepasan hormon stres seperti kortisol dan adrenalin, yang seiring waktu dapat menyebabkan peradangan dan kerusakan pada tubuh.
Selain itu, kemarahan kronis dapat menyebabkan mekanisme koping yang tidak sehat, seperti penyalahgunaan zat atau makan berlebihan, yang selanjutnya dapat membahayakan kesehatan kita.
Jadi apa yang bisa kita lakukan untuk mengurangi risiko kesehatan dari kemarahan? Para ahli merekomendasikan untuk mempraktikkan teknik pengurangan stres seperti meditasi kesadaran atau latihan pernapasan dalam, serta mencari dukungan dari teman, keluarga, atau ahli kesehatan mental jika diperlukan.
BACA JUGA:Bukan Sekedar Kebiasaan, Ternyata Mengigit Kuku Juga Ada Manfaatnya
Dengan memahami bahaya kemarahan dan mengambil langkah-langkah untuk mengelolanya, kita dapat melindungi kesehatan dan kesejahteraan kita.