“Hampir terbuka Al-Furat dengan (berisi) simpanan emas, siapa yang mendatanginya jangan sekali-kali mengambilnya (HR. At-Tirmidzi)
Cendekiawan Muslim asal Turki, Muhammad Fethullah Gulen menjelaskan bahwa hadits tersebut menggunakan kalimat metafora, yaitu terdapat kemungkinan yang membuktikan wilayah itu akan menjadi sangat nyata.
Fethullah mencontohkan misalnya pada suatu saat harga air sungai Eufrat menjadi sangat mahal hingga menyamai harga emas, atau mungkin ditemukan sumur minyak atau tambang emas.
Tapi satu yang pasti, yaitu bahwa penyebutan sungai Eufrat oleh Rasulullah ini menunjuk kepada bahaya yeng terkandung pada potensinya sehingga mengancam dunia Islam, karena Rasulullah bersabda di ujung hadits: “Siapa saja yang mengalaminya, maka jangan mengambil sedikit pun darinya”