Jektvnews - Warga Muhammadiyah beserta kaum muslimin yang berpedoman pada metode hisab memastikan perayaan Idul fitri 1 Syawal 1444 Hijriah jatuh pada Jum'at 21 April 2023.
Namun demikian, ada sebagian kaum muslimin yang merayakan Idulfitri sehari setelahnya, yakni pada hari Sabtu, 22 April 2023.
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir menyampaikan untuk saling tasamuh (toleran).
Bagi yang merayakan pada Jumat, diharapkan untuk menjaga perasaan. Sedangkan bagi yang merayakan hari Sabtu, diharapkan tidak terlalu sensitif.
BACA JUGA:Pelaksanaan Sholat Ied Idul Fitri di Lapangan Universitas Muhammadiyah Jambi
“Bagaimana caranya bagi kita dan kaum muslimin yang besok menyelenggarakan Idul fitri, kita selesaikan dengan khusyuk, dengan yakin, dan tidak perlu terlalu rame-rame (open house)," katanya, dilansir dari lamaan resmi Muhammadiyah, Jum'at (21/4).
"Bagi yang sudah siap opor di rumah, silahkan makan di rumah. Tapi kalau ada satu dua yang makan di restoran atau toko, lakukan dengan tertib. Juga yang belum berbuka juga jangan terlalu sensitif,” lanjutnya.
Dirinya menuturkan bahwa, perbedaan yang terjadi jangan dijadikan perdebataan diantara kaum muslim yang ada saat ini.
BACA JUGA:Lebaran Harus Baju Baru? Begini Penjelasannya
“Idul fitri boleh berbeda tapi yang paling penting, tidak boleh saling menyalahkan, saling menghujat, saling bermusuhan, termasuk di media sosial. Kalau perdebatannya ilmiah gapapa. Tapi kalau sudah saling serang, berhenti saja supaya (hasil) puasanya tidak batal,” ujarnya.
Haedar juga berpesan agar perbedaan perayaan hari raya ini disikapi dengan dewasa. Lebih-lebih bagi para elit, diminta untuk menguatkan narasi persatuan dari pada perpecahan.
BACA JUGA:Perbedaan Penetapan 1 Syawal, Menag Yaqut : Kita Harus Bertoleransi
“Bagaimana mengurus kesejahteraan rakyat sekaligus supaya rakyat umat bersatu dalam perbedaan. Dan dalam perbedaan itu juga harus dewasa,” tutupnya.