Bakal ada dua penerbangan Denpasar–Wuhan yang beroperasi pada 24 dan 26 Januari 2020. Penerbangan itu hanya pemulangan dengan membawa tamu atau penumpang yang masih berada di Bali.
Sementara itu, penerbangan Wuhan–Denpasar hanya merupakan ferry flight, hanya membawa kru dan tidak melayani tamu atau penumpang. Hal tersebut sesuai dengan notam di Wuhan bahwa status bandar udara hanya diperbolehkan melayani kedatangan (arrival). Sedangkan keberangkatan (departure) tidak boleh membawa penumpang. ”Lion Air sudah menginformasikan kepada seluruh tamu atas perubahan dan pembatalan penerbangan pada rute yang terkena dampak,” ujarnya.
Selanjutnya, kata Danang, rute penerbangan bakal dialihkan. Tidak lagi direct menuju Wuhan, tapi ke Changsa–Bandara Internasional Huanghua, Hunan, Tiongkok. Upaya itu juga telah dilakukan Lion Air Group dari dan ke Bandara Internasional Kuala Lumpur, Malaysia. ”Hal ini sebagai upaya memastikan keselamatan, keamanan, dan kenyamanan penumpang serta awak kabin.”
Sementara itu, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa kemarin memantau thermal scanner di pintu kedatangan luar negeri Terminal 2 (T2) Bandara Juanda. Dia didampingi sejumlah petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas 1 Surabaya di Juanda.
Khofifah melihat langsung cara kerja scanner tersebut sebagai alat pendeteksi utama bagi penumpang yang baru datang dari luar negeri. Alat itu diaktifkan selama 7 hari 24 jam. Secara teknis, scanner akan berbunyi secara otomatis untuk memberikan sinyal jika ada penumpang yang suhu tubuhnya lebih dari 38 derajat Celsius.
’’Ini salah satu antisipasi sebagai tempat transit sementara. Terutama untuk seluruh penerbangan dari Tiongkok. Apakah itu dari Guangzhou, Beijing, Shanghai, harus jadi perhatian bersama.’’