Dengan tegas NATO menolak permintaan itu.
NATO tahu: kalau no fly zone ditetapkan, Rusia tetap akan menerbangkan pesawatnya di atas Ukraina. Berarti NATO harus menembak jatuh pesawat Rusia itu. Terjadilah perang dunia.
Eropa sendiri memang tidak terlalu menyukai Zelenskyy. Ia dianggap belum bisa menjadi pemimpin yang mendapat dukungan penuh dari dalam negeri. Dan itu terlihat dari rendahnya tingkat perlawanan atas serangan Rusia.
NATO tegas sekali: "Kami bukan bagian dari konflik ini" ujar Sekjen NATO Jens Stoltenberg, seperti tersiar luas di media dunia.
Betapa Sendiriannya Ukraina.
Dengan penegasan NATO itu, Rusia sudah memastikan akan menguasai Ukraina. Soal di hari ke berapa kita saja yang tidak sabar –takut harga-harga terus naik.
Kini begitu pe-de Rusia atas hasil akhir perang nanti. Sejak kemarin fokus Presiden Vladimir Putin justru pada pasca perang: harus bagaimana.
Kemarin Putin justru menyetujui perjanjian gencatan senjata. Isinya: untuk memberikan kesempatan kepada penduduk Kiev yang ingin melarikan diri. Agar tidak menjadi korban perang.
Ukraina juga setuju perjanjian seperti itu. Ukraina seolah mengatakan: setelah itu perang boleh dimulai lagi. Maksudnya, silakan Rusia merangsek lagi ke arah ibu kota yang sudah kosong.
Yang pro Ukraina masih punya alasan: tidak ada serangan ke konvoi untuk menghemat pesawat tempur. Untuk digunakan di babak final: saat Rusia memasuki Kiev. Daripada, misalnya, pesawat itu ditembak jatuh satu per satu saat mengincar konvoi.
Dan pasukan Rusia kemarin sudah benar-benar mengepung gelang Kiev. Dari utara. Dari barat. Dari selatan. Dan dari timur. Tidak ada tanda-tanda pesawat tempur Ukraina disiapkan untuk mengudara.
Yang ditunggu tinggal klimaks di babak akhir: ke mana Zelenskyy akan pergi. Akankah ia jadi panglima perang dadakan. Atau minta suka ke negara lain.
Ia bukan tentara. Ia juga bukan politisi berpengalaman. Ia pelawak profesional –golongan pelawak yang cerdas dan berilmu. Ia aktor film seri yang diidolakan –sebagai tokoh presiden yang ideal: di serial itu.
Maka, setelah pasukan Rusia merangsek ke berbagai penjuru Ukraina, ia masih bisa membuat langkah seperti tokoh di dalam film parodi. Hanya kali ini beneran. Di dunia nyata.
Ia mengajak Putin berunding. Dengan cara bertemu langsung.
Ajakan itu bagus. Tapi nada ajakan itu benar-benar seperti di naskah skenario film parodi. Pakai satire segala. Lihatlah ajakannya untuk berunding dengan Putin di bawah ini. Seolah ia seorang presiden sekaliber Macron: