Jektvnews.com - Batanghari, Inilah Kondisi proses produksi Tahu di kecamatan Muara Bulian, Produksi Tahu Goreng ini masih manual dengan alat tradisional. Para pembuat tahu mayoritas laki-laki ini mampu membuat Tahu Goreng ini hingga 200Kg dalam seharinya.
Ditengah Nuansa pandemi Covid-19, ditambah mahalnya harga kedelai dan Minyak Goreng membuat kondisi ini seperti mimpi buruk di siang bolong. Pasalnya usaha Tahu Goreng yang telah dirintis puluhan tahun ini harus terus dilanjutkan, dan memaksa pengusaha harus berpikir keras.
Suhaiti pemilik sekaligus pengusaha Tahu Goreng asal Muara Bulian ini menceritakan kondisi yang ia alami selama pandemi, tidak hanya jumlah produksi yang menurun, namun juga jumlah pembeli yang berkurang.
Dalam aktifitas produksinya Suhaiti mengutarakan bahwa ia saat ini hanya mampu memproduksi tahu goreng sebanyak 100Kg dalam seharinya. Hal ini terpaksa ia lakukan untuk mengurangi produksi tahu gorengnya.
Kebutuhan Suhaiti akan Minyak Goreng dalam seharinya bisa menghabiskan 20 Liter Minyak Goreng. Sementara untuk Kedelai hingga ratusan Kilogram seharinya. Sementara itu disatu sisi ia harus merogoh koceknya Rp. 350.000 unt segalon Minyak Goreng. Belum lagi Kedelai bisa sampai jutaan rupiah, ujarnya.
Ditengah kondisi terpuruk ini, Suhaiti mengurangi jumlah karyawannya, dari yang sebelumnya 5 orang menjadi 4 orang saja.
“ tidak ada untuk mogok kerja, omset turun hingga 20%, tahu sendiri akan di ecerkan ke pasar keramat tinggi, ada juga yang datang ke rumah, kepada pemerintah perhatikanlah pengusaha kecil yang ada di Batanghari, sebab saat ini sudah banyak yang mogok kerja dan mogok produksi, dirinya menyebutkan ini kondisi terburuk yang ia alami selama menjadi pengusaha tahu goring, padahal dirinya sudah membuka usaha dari tahun 2010, ungkap Suhaiti Pengusaha Tahu Goreng.