DISWAY: Sudi Nusantara

Selasa 13-04-2021,11:13 WIB

Suatu saat Sudi lagi cek kesehatan ke RSPAD. Di situ bertemulah dokter Terawan yang masih berpangkat mayor. Itulah perjumpaan pertama mereka secara langsung.

Dalam perjumpaan itu, Mayor Terawan curhat ke Sudi: minta dibelikan alat untuk DSA. "Saya punya keahlian di bidang itu, tapi tidak ada alatnya," ujar Terawan seperti yang diingat Sudi.

"Pak Terawan menjelaskan betapa pentingnya alat itu. Cara menjelaskannya bagus dan mudah dipahami. Tapi saya ya tetap tidak mengerti," ujar Sudi merendah.

Kepada Terawan, Sudi menjelaskan bahwa ia bukan pejabat yang punya wewenang mengadakan alat itu. "Wewenang mengusulkan pun tidak punya," ujar Sudi.

Tapi Sudi mengatakan akan berusaha membantu Terawan.

Sudi pun lantas menemui Kepala Staf Umum TNI Letjen Supriadi. Yang ditemui juga tidak bisa memberikan janji apa pun –kecuali sebatas akan mengusahakan untuk mengusulkan. "Jangan harap empat tahun sudah berhasil," ujar yang ditemui Sudi.

Belakangan Sudi pun sudah lupa soal itu. Kesibukan lain begitu banyak. Apalagi Sudi lantas pensiun dari dinas militer.

Empat tahun kemudian Sudi menjadi sekretaris kabinet. Sedang Terawan tetap di RSPAD dan pangkatnya pun masih tetap mayor. Saat itulah si mayor menghadap sang menteri.

"Ternyata ia menghadap untuk minta saya me-launching program DSA di Gatot Subroto. Saya kaget, karena sebenarnya saya sendiri sudah lupa," ujar Sudi.

Sudi menolak. Sudi merasa bukan wewenangnya untuk melakukan yang bukan bidangnya. Tapi Terawan ngotot. Terawan mengingatkan alat itu ada karena jasa Sudi Silalahi.

Sudi tetap menolak.

Akhirnya terjadi kompromi: tidak perlu ada launching. Langsung saja jalan. Sudi mau jadi pasien pertama yang menggunakan alat DSA itu.

Seminggu kemudian Sudi ke RSPAD. Untuk menjalani pemeriksaan awal. Saat itulah diketahui ada benjolan di pembuluh darah otak Sudi.

Terawan sebenarnya berani saja melakukan DSA untuk kasus Sudi seperti itu. Tapi mengingat Sudi seorang menteri maka Terawan usul: bagaimana kalau yang menangani Sudi itu guru DSA-nya yang di Amerika.

Kepala RSPAD pun menghadap Presiden SBY. Diceritakanlah apa yang dialami di saluran darah di otak Sudi. Terawan yang menjelaskan. Mereka pun minta izin presiden untuk membawa Sudi ke San Francisco.

Terawan mengantarkan Sudi ke Amerika. Jadi dikerjakan di sana. Oleh profesor yang juga guru Terawan di bidang DSA. Sekalian Terawan melihat perkembangan terbaru DSA di Amerika.

Tags :
Kategori :

Terkait