JAKARTA – Kementerian Agama RI akan menyelenggarakan Sidang Isbat atau penetapan awal bulan Ramadhan 1442 H pada Senin besok (12/4).Sebagai landasan Isbat, Kemenag telah menyebar tim pemantau bulan baru atau rukyatul hilal di 34 provinsi di seluruh Indonesia.
Hal serupa juga dilakukan oleh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) melalui Lembaga Falakiyah. LF PBNU juga dijadwalkan melakukan rukyatul hilal di 35 titik di seluruh Indonesia.
Selain melakukan pemantauan langsung, LF PBNU juga melakukan perhitungan terhadap posisi hilal. Metode perhitungan ini kerap disebut dengan Hisab.
Perhitungan hisab jama’i LF PBNU ini dilakukan di Kantor PBNU di Jalan Kramat Raya 164 Jakarta dengan koordinat 6º 11’ 25” LS 106º 50’ 50” BT.
Wakil Sekretaris LF PBNU, Ustaz Marufin Sudibyo menjelaskan, perhitungan yang dilakukan pihaknya memperoleh data ketinggian hilal sudah mencapai 3 derajat 37 menit 01 detik.
Selain itu, durasi kemunculan hilal juga sudah mencapai 17 menit 11 detik, dengan konjungsi terjadi pada Senin, 12 April 2021, pukul 09.29 WIB.
Para meter hilal terkecil, sambung Ustaz Ma’rufin, terjadi di Kota Jayapura, Provinsi Papua dengan tinggi +2º 46’, lama hilal 13 menit 28 detik.
“Sedangkan parameter hilal terbesar terjadi di kota Pelabuhan Ratu Sukabumi, Provinsi Jawa Barat, dengan tinggi +3º 38’, lama hilal 17 menit 11 detik,” jelasnya dilansir RMOLJakarta, Minggu (11/4).
Dari perhitungan LF PBNU tersebut, diketahui bahwa tinggi hilal sudah memenuhi kriteria imkanur rukyah atau kemungkinan hilal terlihat yang ditetapkan pemerintah yaitu 2 derajat.
Meski demikian, ketetapan awal Ramadan 1442 H akan tetap menunggu hasil metode rukyatul hilal dan Sidang Isbat yang diselenggarakan Kementerian Agama.
Sementara hasil hisab LF PBNU sendiri nantinya juga akan disampaikan dalam frum Isbat Kementerian Agama untuk dijadikan salah satu landasan.
Sumber: www.pojoksatu.id