JAKARTA- Seorang kader Partai Demokrat, Gerald Piter Runtu Thomas mengaku diiming-imingi uang Rp100 juta agar ia hadir dalam kongres luar biasa (KLB) di Deli Serdang, Sumatera Utara, Minggu (7/3) lalu.
Namun Gerald mengaku sampai akhir acara ia hanya menerima uang Rp5 juta dari pemberi janji, dan tambahan Rp5 juta dari eks bendahara umum Partai Demokrat Nazaruddin.
Testimoninya mengatasi ketidakseimbangan uang untuk tayangan kongres yang ditayangkan lewat tayangan video yang diperlihatkan saat jumpa pers di kantor pusat Partai Demokrat, Wisma Proklamasi, Jakarta, Senin (8/3)
Gerald sempat menyampaikan janji janji ketidakseimbangan uang itu ke pimpinan cabang Partai Demokrat di Kotamobagu, Sulawesi Utara.
Pimpinan cabang saat itu melarang Gerald hadir, tetapi ia tetap datang karena ketidakseimbangan uang Rp100 juta. Gerald, saat itu, masih berubah sebagai wakil ketua dewan pimpinan cabang (DPC) Kotamobagu.
“Oke, saya bilang. Saya ikut karena diiming-imingi uang besar Rp100 juta. Yang pertama, kalau sudah datang di lokasi akan mendapatkan 25 persen dari Rp100 juta, yaitu Rp25 juta.
Selesai KLB akan mendapatkan sisanya yaitu Rp75 juta. Tapi nyatanya, kita cuma dapat uang Rp5 juta, ”kata yang dilihat dalam tayangan video dalam jumpa pers.
Dalam kesaksiannya, Gerald mengaku ia juga dibujuk oleh seorang bekas pengurus Partai Demokrat untuk memilih Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, sebagai ketua umum dalam kongres luar biasa tersebut.
Gerald menyadari ia tidak punya hak suara dalam kongres, tetapi Vicky Gandey, eks pengurus Demokrat dan orang yang membujuk Gerald, mengatakan
“Ikut saja. Yang sudah penting ada di lokasi KLB. Kita akan memilih ketua umum baru, yaitu Pak Moeldoko, ”kata Gerald yang menggunakan video yang dibuat di atas panggung acara jumpa pers.
Menurut AHY, Gerald bukan satu-satunya kader yang diiming-imingi uang ratusan juta untuk hadir di KLB.
Tim internal Partai Demokrat telah menghimpun beberapa kesaksian dari kader partai yang ikut dalam kongres tersebut, kata AHY usai menunjukkan video testimoni peserta kongres ke awak media.
Usai jumpa pers, Kepala Badan Komunikasi Strategis Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra, menyatakan pihaknya masih melakukan pendalaman dan menghimpun kesaksian-kesaksian dari kader partai “yang khilaf” ikut kongres luar biasa.
Herzaky juga belum dapat menyebutkan berapa jumlah peserta kongres yang dijanjikan uang oleh penyelenggara acara.
“Kami menunggu proses dulu, karena ini bagian dari rahasia kami,” kata Herzaky.