JAMBI-Pandemi Covid-19 sudah terjadi sejak awal tahun 2020. Wabah ini sudah mengakibatkan kematian ribuan orang di Indonesia termasuk Kota Jambi. Pandemi Covid-19 juga berdampak terhadap tatanan perekonomian dan sosial.
Walikota Jambi memberikan kartu vaksinasi kepada Kapolresta Jambi
Pemerintah sepakat bahwa kondisi ini tidak mungkin dibiarkan, harus ada upaya konkrit yang dilakukan secara terintegrasi. Pemerintah Indonesia baik pusat maupun daerah melakukan upaya yang lebih efektif dan berdampak langsung terhadap penyebaran virus tersebut, yaitu melalui vaksinasi Covid-19. Kemarin (14/1) Pemerintah Kota Jambi melakukan pencanangan vaksin di Mako Damkar Kota Jambi.
Wako Fasha dan Wawako Maulana saat mendampingi pencanangan penyuntikan vaksin.
Dari lingkungan Pemerintah Daerah Kota Jambi, orang pertama yang divaksin adalah Kapolresta Jambi, Kombes Pol Dover Christian, Unsur Forkompinda, Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat, kemudian dilanjutkan dengan tenaga kesehatan yang ada di Kota Jambi. Sementara Wali Kota Jambi, Syarif Fasha hanya mendampingi dan tidak ikut divaksin karena sudah berstatus mantan pasien Covid-19.
Vaksinasi perdana kemarin (14/1) juga dilakukan serentak 17 rumah sakit baik negeri maupun swasta dan 20 Puskesmas yang tersebar di Kota Jambi, serta Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) untuk tenaga kesehatan.
Wali Kota Jambi, Dr. H. Syarif Fasha, ME mengatakan, vaksin merupakan berita baik yang membuka tahun 2021. Belajar dari sejarah pandemi-pandemi yang terjadi di dunia, vaksin merupakan satu dari dua solusi menghentikan pandemi. Solusi lain adalah lewat obat atau terapi.
Pelepasan balon udara saat pencangan vaksin.
“Saya berharap kepada kita semua untuk memberikan informasi yang sehat kepada masyarakat. Sesuai dengan Instrusi Presiden, vaksinansi Covid-19 tahap awal akan dilakukan secara serentak di Indonesia yaitu pada hari Ini (Kamis, red) Tanggal 14 Januari 2021, yang di awali oleh Presiden pada hari Rabu tanggal 13 Januari 2021," katanya.
Unsur forkompimda, tokoh agama dan tokoh masyarakat saat akan pnyuntikan vaksin.
Vaksin keluaran Sinovac dijamin keamanannya dengan efek samping yang tidak berbahaya, pengalaman pemerintah melakukan program vaksinasi massal bukan hanya pada saat ini saja. Indonesia sudah sejak sekitar tahun 1950-an berpengalaman melakukan vaksinasi. Semua vaksin yang sudah memperoleh izin penggunaan dari Badan POM, termasuk vaksin dari Sinovac, berarti sudah lolos uji dan artinya, sudah terbukti aman.
Selama memperoleh izin dari BPOM sebut Fasha, sudah pasti aman, bermutu, serta berkhasiat dan tetap bermanfaat untuk perlindungan diri, keluarga dan orang lain. Apalagi saat ini rumah sakit sudah semakin penuh.
“Kita butuh vaksin Covid-19 untuk meningkatkan kekebalan tubuh dan menekan angka penularan virus. Melalui momen ini, saya menghimbau agar masyarakat tidak mengkhawatirkan efek setelah vaksinasi nantinya. Sebab, vaksin menghasilkan efek samping yang terbilang ringan seperti kemerahan atau demam,” ujar Fasha.
Wali Kota Jambi dua periode itu juga mengingatkan, agar semua peserta mengikuti aturan yang berlaku ketika mendapat giliran divaksinasi. Jika sudah terjadwal untuk vaksinasi, jangan membuat rencana untuk berpergian sampai mendapat vaksinasi yang kedua, jangan sampai tidak lengkap. Karena 1 dosis itu tidak cukup. Selain itu, tenaga kesehatan dan masyarakat agar tidak mengabaikan protokol kesehatan meski sudah mendapat vaksinasi nantinya.
“Jadi, walaupun kita sudah mendapat vaksinasi, tetap disiplin memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak (3M), sampai tidak ada penularan lagi. Tenaga kesehatan harus memberikan contoh yang baik, dengan menjalankan 3M,” ujarnya.
Kata Fasha, ada enam kelompok prioritas penerima vaksin, yaitu tenaga medis; Aparatur Pemerintah (Pusat, Daerah, dan Legislatif); Masyarakat (tokoh agama/masyarakat); Peserta BPJS Penerima Bantuan luran (PBI); Tenaga Pendidik (PAUD/TK, SD, SMP, SMA dan sederajat, PT); Masyarakat yang berusia 19 -59 tahun.
“Akan tetapi tak semuanya juga yang masuk dalam kategori enam itu divaksin semua. Ada beberapa kriteria juga orang dewasa sehat usia 18-59 tahun yang tidak bisa divaksin. Seperti memiliki riwayat riwayat kontak erat dengan pasien positif COVID-19 dalam 14 hari terakhir, hamil, asma, pembekuan darah, dan gangguan kesehatan lainnya,” katanya.
Fasha menambahkan, penanganan Covid-19, tidak terbatas pada secara pemberian vaksin saja tetapi berkesinambungan. Pihaknya akan terus melakukan pemantauan terhadap penerima vaksin dan penerapan protokol kesehatan.
“Melalui momen yang berbahagia ini saya mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang berpartisipasi atas kegiatan terselenggaranya Vaksinasi Covid-19,” Kata Fasha.
Ditambahkan Kepala Dinas Kesehatan Kota Jambi, Ida Yuliati terhitung hingga 12 Januari 2021, total pasien yang terkonfirmasi positif di Kota Jambi adalah 1.241 kasus, dengan 35 orang pasien meninggal dunia. Oleh karena itu, ia berharap vaksinasi ini dapat membantu mengurangi dampak penyebaran Covid-19.
“Total yang akan divaksin tahap ini ada sebanyak 7.939 orang, ditambah 17 orang yang terdiri dari aparat keamanan, pemerintah daerah, serta tokoh masyarakat dan tokoh agama,” ujarnya.
Ida mengatakan, pihaknya akan terus memantau perkembangan tenaga kesehatan dan lainnya yang dilakukan vaksin hari ini. “Jika ada gejala seperti demam, atau lainnya segera melaporkan,” ujarnya.
Sementara itu, Kapolersta Jambi, Kombes Pol Dover Christian usai di suntik vaksin mengatakan, dirinya bangga dipercaya menjadi orang pertama di Kota Jambi yang divaksin. "Bangga mendapat kepercayaan dari pemerintah untuk menerima vaksin," katanya.
Dover mengaku, rasanya disuntik vaksin sama seperti penyuntikan pada umumnya. "Perasaan baik-baik saja, tenang-tenang saja. Seperti rasa orang disuntik pada umumnya," imbuhnya.
Lanjut Dover, dirinya mengimbau supaya semua masyarakat dapat sama-sama berjuang memutus mata rantai covid. Salah satunya, menurut dia dengan bersedia menerima vaksin. "Selain 3 M, salah satunya bersedia di vaksinasi Covid-19 ini," pungkasnya. (adv)