CSR PetroChina Bantu Jauhkan Petani Kopi dari Tengkulak

Kamis 19-11-2020,07:23 WIB

KOTA JAMBI - Kawasan Ekowisata Sukorejo, program kerja sama CSR PetroChina yang meliputi delapan spot wisata berbasis kopi Liberika di Kelurahan Mekar Jaya, Kecamatan Betara, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, telah memberikan banyak manfaat bagi masyarakat lokal.   

Pengusaha kopi Liberika asal Mekar Jaya, M. Saputra, menyebutkan bahwa salah satu bantuan PetroChina yang manfaatnya paling terasa adalah pendirian Gerai UMKM Mekar Jaya, yang kini menjadi wadah bagi para petani kopi lokal untuk memasarkan produknya. Keberadaan Gerai UMKM dinilai telah membantu menjauhkan para petani kopi dari jeratan tengkulak. Sebelum Gerai UMKM tersebut berdiri, para petani kopi yang tidak memiliki akses pasar terpaksa menjual hasil panen mereka kepada tengkulak, dengan harga rendah dan ditentukan sepenuhnya oleh tengkulak.

Menurut Saputra, yang kini ikut mengelola Gerai UMKM Mekar Jaya, salah satu masalah utama petani kopi di pedesaan adalah panjangnya mata rantai pengolahan dan distribusi kopi akibat ulah tengkulak yang banyak mengambil keuntungan.  

“Petani tidak kuat untuk menguasai mata rantai distribusi, karena tidak punya modal, teknologi dan pengetahuan yang cukup. Tapi dengan adanya CSR dari PetroChina, saat ini para petani memiliki kekuatan tawar menawar harga, dan mampu melakukan diversifikasi usaha baik secara perorangan maupun melalui kelompok/usaha bersama,” ujar Saputra.

PetroChina telah menjalankan kerj asama pengembangan kawasan Ekowisata Sukorejo sejak tahun 2014. Saat ini, program pengembangan ini adalah salah satu program CSR unggulan PetroChina. Kawasan ekowisata ini yang juga dikenal dengan nama Kampung Kopi Liberika, berfungsi sebagai tempat edukasi Kopi Liberika dengan brand Paristo Liberica Coffee.

Nama “Paristo” sendiri adalah singkatan dari nama kampung tempat kawasan wisata ini berdiri, yakni Parit Lapis Tomo. Para petani kopi di kampung ini berharap, brand tersebut akan membuat kampung dan produk kopi olahan mereka semakin dikenal masyarakat luas.

Pada awalnya, kopi yang tumbuh subur di daerah Betara, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Provinsi Jambi, sejak tahun 1961, tidak pernah diolah menjadi produk minuman. Pengelola brand Paristo Liberica Coffee, Muhammad Jamaluddin, menyebutkan bahwa kopi Liberika dibuat menjadi produk olahan sejak tahun 2016, atau setelah pihaknya memiliki lembaga keuangan. 

Pria yang akrab disebut Jamil ini menyebutkan, keluarganya telah menggarap kebun kopi Liberika di Mekar Jaya sejak 1970-an. Proses pemanenan kopi Liberika masih dilakukan oleh para petani lokal, tanpa campur tangan pihak ketiga hingga hari ini.

Jamil melanjutkan bahwa PetroChina adalah salah satu pihak yang telah membantu upaya pengelolaan kopi di Mekar Jaya, termasuk dengan membantu pembuatan taman di sekitar rumah produksi, membelikan plastik, dan paranet untuk penjemuran kopi. 

“Kebun yang kami kelola disini diurus secara mandiri, dan kami tidak tergantung lagi dengan tengkulak yang dulunya kami berharap mereka membeli kopi kami. Dengan kemandirian pengelolaan saat ini, kami berharap kopi Liberika kami tidak dijual di luar negeri secara gelap, dan kopi Liberika diketahui berasal dari sini,”ungkapnya.

Diungkapkan pula, kopi Liberika memiliki cita rasa yang lebih kuat dibanding kopi pada umumnya. Ditambah lagi, kopi jenis ini tidak membuat perut kembung dan tetap nikmat apabila diminum saat dingin. Jamil menyebutkan, selain dapat menikmati kopi, pengunjung juga dapat belajar menyeduh kopi di lapaknya.

“Disini, kita bisa belajar pengetahuan tentang seluk beluk kopi Liberika dan belajar nyeduh kopi,” tuturnya. (Ut)

Tags :
Kategori :

Terkait