JAKARTA – Dukungan keluarga terdekat atau kerabat sangat berpengaruh bagi kesembuhan pasien yang terkonfirmasi COVID-19. “Dari penelitian terbaru, ternyata, suara bisa bangkitkan hormon positif. Tapi bukan asal suara. Melainkan suara dari orang yang dikasihi. Ketika diperdengarkan suara kerabatnya, pasien merasa menjadi lebih baik,” kata Psikolog Edward Andriyanto Sutardhio dalam talkshow di Media Center Satgas Penanganan COVID -19 di Graha BNPB, Jakarta, Selasa (20/10).
Dia menyatakan pihaknya banyak melakukan pendampingan psikologis pada pasien Corona. Tujuannya agar bisa mengeluarkan pikiran negatif atau ketidaknyamanan. “Jadi mereka kita ajak berpikir bagaimana saya berhasil. Misalnya bisa duduk, bisa berdiri, lepas dari inkubasi. Sehingga pikirannya tetap positif,” terang Edward.
Sementara itu, penyintas COVID-19, Singgih Wiryono mengatakan support keluarga membuat dirinya bisa sembuh. Terutama peran istri yang tak pernah lelah dalam memberikan perhatian.
Istrinya sangat rajin dan patuh terhadap protokol kesehatan saat mendampingi dirinya. Sejak awal hingga sembuh. “Istri saya selalu menerapkan 3M (Memakai Masker, Mencuci Tangan, Menjaga Jarak). Selama 24 jam pakai masker di rumah. Itu menjadi kunci sehingga dia tidak ikut terpapar,” ujar Singgih.
Hal senada diungkapkan bankir ternama, Arwin Rasyid. Dia menduga dirinya lengah saat makan malam bersama kolega bisnisnya. Sampai akhirnya dirinya terpapar Corona.
“Saat itu saya bersama enam rekan sedang berlibur di Bali. Saya lalai saat sedang makan bersama. Saya melepas masker dan duduk dekat-dekat. Jadi kita nggak tahu siapa diantara kita yang OTG,” ujar Arwin.
Dia mengaku sempat mengalami demam hebat. Sehingga dirinya memutuskan kembali ke Jakarta. Sebelum terbang, dia sempat rapid test dengan hasil negatif. Tapi begitu di Jakarta, hasil swab test menunjukkan positif. Begitu juga dengan enam rekannya di Bali. Hasilnya semua positif.”Enam orang positif semua. Mereka demam, tapi nggak seperti saya. Tanda-tandanya beda-beda,” papar Arwin.