Minggu, 11 Oktober 2020
Oleh : Dahlan Iskan
YANG dag-dig-dug sekarang ini bukan hanya Donald Trump –yang tertinggal 13 persen dari rating Joe Biden. Juga banyak calon anggota senat dari Partai Republik. Gegara elektabilitas Trump merosot mereka pun terancam oleh caleg dari Partai Demokrat.
Salah satunya adalah Lindsey Graham dari South Carolina. Ia sudah menjadi anggota Senat sejak tahun 2003. Namanya top sekali. Sekarang pun menjadi ketua komisi hukum.
Di Pemilu sekarang ini Graham maju lagi. Agar bisa menjadi anggota Senat lima periode.
Sebelum itu pun Graham sudah menjadi anggota DPR dua periode. Sejak umur 40 tahun. Dan sebelumnya lagi sudah menjadi anggota DPRD negara bagian itu.
Kini umur Graham 65 tahun. Matang-matangnya politisi. Maka pengacara yang bergelar doktor hukum ini ingin terus menjadi senator.
Tapi kayaknya sulit.
Kali ini calon dari Partai Demokrat kuat sekali: Jaime Harrison. Lebih muda: 44 tahun. Intelektual kulit hitam. Belum pernah jadi apa pun –kecuali ketua partai tingkat negara bagian. Ups... Juga pengurus partai tingkat federal.
Tahun lalu ratingnya kalah jauh dari Graham. Tapi Graham merosot terus. Sejak ia jadi bunglon. Ia berubah menjadi pendukung-buta Presiden Trump. Padahal di Pilpres yang lalu Graham pengecam Trump yang paling depan.
Minggu ini posisi Graham sangat terancam. Bahkan sudah disalip Harrison. Sampai tertinggal 5 persen.
Harrison punya banyak trik.
Waktu debat antar caleg di dapil mereka dua minggu lalu Harrison membawa kaca besar. Kaca itu ia taruh di antara dirinya dan Graham. Harrison ingin menerapkan kehati-hatian di masa Covid-19.
Sekaligus menyindir Graham yang meremehkan Covid.
Hari ini mestinya memasuki debat yang kedua. Harrison kembali bikin manuver: minta agar Graham melakukan swab test dulu. Mengapa? Karena Graham baru saja berhubungan dekat dengan anggota-anggota senat yang positif Covid-19.