JAKARTA – Sejumlah ekonom menilai Indonesia telah masuk jurang resesi. Sejumlah upaya yang dilakukan pemerintah melalui berbagai macam stimulus tidak mampu Indonesia terhindar dari resesi.
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani sendiri memastikan Indonesia masuk jurang resesi. Dia bilang proyeksi pertumbuhan ekonomi pada kuartal III berada di kisaran minus 2,9 persen sampai minus 1 persen. Sementara untuk seluruh tahun 2020 berada di kisaran minus 1,7 persen sampai minus 0,6 persen.
Dengan demikian, ekonomi Indonesia masuk jurang resesi. adalah kondisi di mana pertumbuhan ekonomi minus dua kuartal berturut-turut. Realisasi pertumbuhan ekonomi nasional sendiri sudah minus 5,32 persen pada kuartal II/2020.
Dosen Perbanas sekaligus Direktur Riset CORE Indonesia Piter Abdullah menyatakan, mustahil Indonesia akan terhindar dari resesi. Ini karena hinggal awal Oktober, ekonomi nasional belum menunjukkan adanya perbaikan ke arah yang lebih positif.
“Perekonomian negatif sudah terjadi 2 triwulan. Ya, kondisi ini sudah terjadi di mana pertumbuhan ekonomi kita negatif,” ujarnya, kemarin (4/10).
Semua sudah terlambat. Namun, apabila pemerintah memiliki sebuah mesin pemundur waktu untuk mengevaluasi penanganan pandemi secara baik dan benar, maka kontraksi ekonomi tidak terjadi.
“Andaikan kata kita punya mesin waktu, mundur ke belakang ke bulan Maret, batalkan pandemi. Nah, baru kita bisa terhindar dari resesi,” ucapnya.
Seirama, ekonom INDEF Bhima Yudhistira mengatakan, resesi tinggal menunggu pengumuman dari Badan Pusat Statistik (BPS) seberapa dalam Indonesia masuk ke jurang resesi.
“Ini tinggal menunggu pengumuman resmi dari BPS pada 5 November mendatang. Juga sekalian eberapa dalam resesi di kuartal III/2020,” ujarnya.
Sebelumnya, Bank Dunia menyebut ekonomi Indonesia pada 2020 bisa minus 1,6 persen sampai minus 2 persen. Angka itu turun dibandingkan outlook Bank Dunia pada Juli yang memperkirakan ekonomi Indonesia masih bisa bertahan di nol persen.
Bank Dunia juga mempekirakan ekonomi Indonesia baru bisa kembali pulih pada 2021 mendatang dengan pertumbuhan 4,4 persen dan skenario buruk pertumbuhannya hanya mencapai 3 persen.
Staf Khusus Menko Perekonomian Reza Yamora Siregar mengakui ekonomi pada kuartal III tahun ini masih berada di zona negatif. kendati demikian, kondisi ekonomi pada periode Juli-Agustus-September lebih baik dibandingkan kuartal sebelumnya.
“Jadi untuk kuartal III dan sampai akhir tahun kami melihat pertumbuhan ekonomi ini akan membaik. Ini yang penting. Kemungkinan ekonomi masih tumbuh negative year on year antara kuartal III/2020 dengan kuartal III/2019, tapi lebih baik dari pada di kuartal II/2020,” kata Reza.