JAKARTA - Sejak awal Covid-19 diumumkan resmi di Indonesia, uji tes spesimen terus digenjot. Di awal pandemi, Presiden Joko Widodo menargetkan dalam sehari ada 10 ribu spesimen Covid-19. Baru setelah itu, Jokowi meningkatkan target menjadi 20 ribu hingga 30 ribu spesimen.
Dilansir dari laman Our World in Data, Minggu (16/8), Indonesia dengan negara besar berpenduduk keempat terbesar di dunia masih kalah jika dibandingkan negara India, dengan kepadatan penduduk yang juga masuk 3 besar penduduk terbanyak.
Data dari sumber Dewan Penelitian Medis India (ICMR), jumlah orang yang diuji pada April 2020 yakni 0,02 persen tes harian per seribu orang. ICMR melaporkan angka-angka terpisah untuk sampel spesimen yang diuji.
Situs web ICMR tidak secara eksplisit menyatakan apakah angka yang dilaporkan merujuk pada tes PCR saja. Dari informasi kontekstual, tampak bahwa angka yang dilaporkan juga dapat mencakup sampel yang diuji menggunakan uji non-PCR.
Terbaru, India menggenjot lebih masif dalam tes Covid-19. India sudah melakukan 0,51 persen tes harian per seribu orang hingga 13 Agustus 2020.
Sedangkan Indonesia, data dari Kementerian Kesehatan perkiraan terbaru tes uji Covid-19 baru 0,05 tes persen harian per seribu orang hingga 13 Agustus 2020. Artinya jika dibandingkan India yang sudah 0,51 persen tes, Indonesia baru 1/100 dari India.
Pedoman diagnostik resmi menggunakan pemeriksaan RT-PCR dan Tes Cepat Molekuler (TCM).
Angka pengujian yang diberikan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melalui twitter secara eksplisit melaporkan jumlah tes PCR yang dilakukan hingga saat ini, sesuai dengan angka pengujian kumulatif, yang disediakan Kementerian Kesehatan. Angka-angka pengujian PCR yang dilaporkan oleh BNPB mencakup sejumlah kecil TCM. Dari 998.406 orang kumulatif yang diuji pada 11 Agustus 2020, 26.184 (2,6 persen) diuji melalui pengujian molekuler cepat.
Dan hari ini, Minggu (16/8), berdasarkan data Covid19.go.id, Indonesia sudah menguji 1.888.215 spesimen. Dengan total penduduk Indonesia melebihi 260 juta orang, jika mengikuti standar WHO, suatu negara idealnya bisa melakukan tes Korona sebanyak 1 per 1.000 penduduk per minggu. Jika Indonesia kini memiliki lebih dari 260 juta penduduk, maka seharusnya bisa melakukan 260 ribu tes per minggu, atau di atas 30-35 ribu tes per hari.
Sementara target 30 ribu tes baru tercapai di akhir Juli. Bahkan pencapaian itu masih bersifat fluktuatif.