Dedi Mulyadi Murka Tuding Ada Kepentingan Politik di Balik Aksi Protes Anak Muda Soal Persikas Subang

Jumat 30-05-2025,08:39 WIB
Reporter : Diana Hrp
Editor : Diana Hrp
Dedi Mulyadi Murka Tuding Ada Kepentingan Politik di Balik Aksi Protes Anak Muda Soal Persikas Subang

JEKTVNEWS.COM- Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, kembali menjadi sorotan setelah meluapkan emosinya dalam sebuah acara dialog warga bertajuk Nganjang Ka Rakyat di Desa Sukamandijaya, Kecamatan Ciasem, Kabupaten Subang. Peristiwa yang terjadi pada Rabu, 28 Mei tersebut viral setelah terekam kamera dan tersebar luas di media sosial. Dedi terlihat marah besar ketika sekelompok anak muda muncul membawa spanduk penolakan terhadap rencana penjualan klub sepak bola Persikas Subang.

BACA JUGA:Emil Audero Kenakan Kacamata Khusus Saat TC Timnas Indonesia, Ini Fungsinya!

Dalam unggahan media sosial yang dibagikannya pada Jumat, 30 Mei, Dedi mengungkapkan kekecewaannya terhadap cara penyampaian aspirasi para pemuda tersebut. Ia menyayangkan keterlibatan anak-anak usia sekolah, bahkan beberapa masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP). Menurutnya, kehadiran mereka menunjukkan indikasi adanya pengorganisasian yang terencana dengan baik dari pihak tertentu.

Dedi juga menyoroti fakta bahwa para peserta aksi berasal dari berbagai wilayah di Kabupaten Subang, mulai dari desa yang sama, kecamatan berbeda, hingga tempat-tempat yang cukup jauh dari lokasi acara. Hal ini menimbulkan kecurigaan bahwa ada kekuatan politik yang berperan di balik aksi tersebut.

“Ini semua terkoordinasi dengan rapi. Mereka datang dari berbagai tempat, membawa spanduk yang tampaknya sudah dirancang sejak awal. Mirisnya, ada di antara mereka yang masih anak SMP,” ujar Dedi dalam unggahannya.

BACA JUGA:Dugaan Korupsi Rp9,9 Triliun di Program Digitalisasi Pendidikan Kementerian Angkat Bicara, Kejagung Terus Usut

Lebih lanjut, Dedi menegaskan bahwa sepak bola seharusnya tidak dijadikan alat politik, apalagi jika melibatkan anak-anak sebagai bagian dari strategi kampanye. Ia menilai tindakan tersebut sebagai bentuk politisasi olahraga yang tidak pantas dilakukan, terutama ketika menyasar generasi muda yang belum cukup dewasa secara emosional maupun intelektual.

“Tidak sepantasnya politisi menjadikan sepak bola sebagai kendaraan politik mereka. Apalagi sampai memanfaatkan anak-anak sebagai alat perjuangan politik. Ini sangat tidak etis,” tegasnya.

Dedi juga mengungkapkan kekhawatiran bahwa sebagian anak muda yang hadir dalam protes tersebut kemungkinan berada dalam pengaruh alkohol sebelum melakukan aksinya. Meskipun tidak memberikan bukti spesifik, pernyataan ini menambah panas suasana dan menunjukkan betapa seriusnya ia memandang kejadian tersebut.

“Saya curiga, beberapa di antara mereka sudah minum sebelumnya. Ini yang benar-benar saya sayangkan. Jika benar, ini menjadi bukti betapa rendahnya moralitas cara berpolitik mereka yang berada di balik aksi itu,” tambahnya.

Gubernur Jawa Barat ini juga menegaskan bahwa ia tidak masalah jika sikap keras dan kemarahannya dimanfaatkan oleh lawan politik untuk menjatuhkannya. Menurutnya, membela kepentingan masyarakat jauh lebih penting dibandingkan menjaga citra di hadapan publik.

BACA JUGA:Terbongkar! Jaringan Grup Facebook Penyebar Konten Inses dan Pornografi Anak, Enam Tersangka Diciduk Polisi

“Jika kemarahan saya nanti digoreng dan dijadikan alat politik, silakan saja. Bagi saya, mendidik masyarakat dan membela yang lemah jauh lebih penting daripada sekadar mengejar popularitas atau elektabilitas,” tuturnya.

Dedi menjelaskan bahwa kemarahan yang ia tunjukkan malam itu bukan tanpa alasan. Saat insiden terjadi, ia sedang berbincang dengan seorang ibu yang ditinggal suaminya. Kehadiran anak-anak muda dengan spanduk tersebut dianggap sangat tidak menghormati forum yang sedang berlangsung dan menyakiti perasaan warga yang tengah mencurahkan kesulitannya.

“Forum ini adalah ruang saya bersama rakyat. Ketika ada yang datang membawa urusan klub sepak bola dan mengganggu jalannya dialog yang menyentuh persoalan warga, jelas itu tindakan yang tidak beradab,” jelas Dedi dengan nada geram.

Kategori :