JEKTVNEWS.COM - Khamzat Chimaev akhirnya mendapat kesempatan emas untuk meraih sabuk juara dunia di kelas middleweight. Petarung tak terkalahkan asal Chechnya itu dijadwalkan akan berhadapan dengan pemegang gelar saat ini, Dricus Du Plessis, dalam pertarungan utama UFC 319 yang akan digelar di United Center, Chicago, Amerika Serikat pada 16 Agustus 2025 waktu setempat, atau 17 Agustus waktu Indonesia.
BACA JUGA:10 Wakil Indonesia Melaju ke 16 Besar Thailand Open 2025, Sabar/Reza Jadi Penutup Gemilang
Laga ini menjadi momen bersejarah bagi Chimaev karena merupakan duel perebutan gelar pertamanya sejak bergabung di pentas Ultimate Fighting Championship (UFC) pada Juli 2020. Selama lima tahun terakhir, Chimaev berhasil membuktikan dirinya sebagai salah satu petarung paling menakutkan di UFC dengan catatan rekor profesional yang sempurna, yakni 14 kemenangan tanpa satu pun kekalahan.
Tak hanya itu, di dalam oktagon UFC sendiri, Chimaev membukukan rekor 8-0. Enam dari delapan kemenangan tersebut diraih dalam numbered events, yang menunjukkan bahwa dirinya selalu tampil di panggung besar dan ajang penting, bahkan sebelum mendapatkan kesempatan bertarung untuk sabuk juara.
Meski begitu, lawan yang akan dihadapi Chimaev bukan petarung biasa. Dricus Du Plessis, juara bertahan asal Afrika Selatan, juga memiliki rekam jejak yang luar biasa. Bergabung dengan UFC sejak Oktober 2020, Du Plessis belum pernah merasakan kekalahan dalam sembilan laga yang telah ia jalani. Ia terkenal sebagai petarung tangguh yang mampu menyelesaikan pertarungan dengan berbagai cara.
BACA JUGA:Jay Idzes hingga Rizky Ridho, Inilah 9 Pemain Timnas Indonesia yang Dipercaya Jadi Kapten di Klubnya
Du Plessis merebut gelar juara middleweight dari tangan Sean Strickland pada Januari 2024. Sejak saat itu, ia berhasil mempertahankan sabuk emas tersebut dalam dua laga sengit melawan mantan juara Israel Adesanya dan laga ulang melawan Strickland. Dalam sembilan pertarungan bersama UFC, Du Plessis mencatatkan empat kemenangan melalui TKO/KO, dua kemenangan dengan submission, dan tiga kemenangan lainnya lewat keputusan juri.
![](data:image/svg+xml;charset=utf-8,<svg height="360px" width="336px" xmlns="http://www.w3.org/2000/svg" version="1.1"/>)
Dari segi gaya bertarung, duel ini menjanjikan aksi yang seru dan penuh strategi. Chimaev dikenal sebagai grappler ulung yang mengandalkan kekuatan fisik dan teknik pitingan khas gulat untuk menekan dan mengontrol lawan. Empat kemenangan dari delapan pertarungannya di UFC diraih melalui teknik submission, sementara dua lainnya melalui TKO/KO. Dua pertarungan sisanya berhasil ia menangkan lewat keputusan angka, membuktikan bahwa ia mampu bertahan hingga akhir ronde.
Sebaliknya, Du Plessis lebih dikenal sebagai petarung yang fleksibel. Ia mampu bertarung dengan agresif dalam duel berdiri maupun di atas matras. Ketangguhannya dalam berbagai situasi menjadikan dirinya sebagai lawan yang sangat menantang bagi siapa pun, termasuk Chimaev.
Pertemuan antara dua petarung tak terkalahkan ini jelas menjadi salah satu laga yang paling ditunggu-tunggu oleh para penggemar MMA di seluruh dunia. Banyak pihak memprediksi bahwa duel ini akan berlangsung sengit dan penuh kejutan, mengingat keduanya memiliki mental juara dan gaya bertarung yang berbeda namun sama-sama mematikan.
Bagi Chimaev, pertarungan ini bukan hanya tentang merebut gelar juara, tetapi juga pembuktian bahwa dirinya memang layak menyandang status sebagai petarung terbaik di kelas menengah. Sedangkan bagi Du Plessis, duel ini adalah ujian untuk mempertahankan tahtanya dan membuktikan bahwa ia masih menjadi raja sejati di divisi middleweight UFC.
UFC 319 tampaknya akan menjadi panggung besar untuk menorehkan sejarah baru dalam dunia pertarungan bebas. Duel antara Chimaev dan Du Plessis bukan hanya tentang sabuk juara, tetapi juga tentang kebanggaan, rekor sempurna, dan dominasi di atas oktagon. Ajang ini dijamin akan menyedot perhatian para penggemar olahraga tarung di seluruh penjuru dunia.