Sementara itu, Deputi Pencegahan KPK Pahala Nainggolan menuturkan, pihaknya melakukan kajian bersama BPJamsostek sejak tahun lalu. Khususnya mengenai database peserta BPJamsostek karena saat itu ada kebutuhan terkait pendataan peserta program kartu prakerja. ’’Rasanya, kami pikir untuk seri pertama bisa berjalan,’’ ujar Pahala.
Pihaknya akan membantu menyempurnakan pendataan bila memang ada temuan di level teknis. Karena itu, Pahala meminta akses pengawasan teknis terhadap program tersebut, termasuk sampel di sejumlah wilayah. Tujuannya, memastikan uang itu memang disalurkan dengan tepat sasaran.
Di bagian lain, Sekretaris Kemenko Perekonomian Susiwijono mengingatkan bahwa lebih dari separo produk domestik bruto Indonesia ditopang konsumsi rumah tangga. Problemnya, pada kuartal II 2020, konsumsi rumah tangga tercatat -5,51 persen. Butuh dorongan besar agar konsumsi rumah tangga bisa tumbuh positif di kuartal III.
Nah, dia berharap program BSU mampu memberikan tambahan pendapatan bagi para penerima manfaat. Tujuannya, meningkatkan daya beli para pekerja dan buruh. ’’Sehingga akan meningkatkan konsumsi yang pada akhirnya bisa membantu mendorong pertumbuhan ekonomi di kuartal ketiga ini,’’ terangnya.
Sebagaimana diberitakan, pemerintah akan memberikan BSU bagi pekerja dengan gaji bulanan di bawah Rp 5 juta. Nilainya Rp 600 ribu per bulan selama empat bulan. Pencairannya dilakukan dua bulan sekali. Dalam sekali penyaluran, setiap pekerja mendapatkan Rp 1,2 juta.
Sementara itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memerinci, hingga 6 Agustus, realisasi penyerapan anggaran PEN (pemulihan ekonomi nasional) mencapai Rp 151,25 triliun atau 21,8 persen dari keseluruhan pagu. Total pagu anggaran PEN yang ditetapkan mencapai Rp 695,2 triliun.
’’Tren penyerapan sudah menunjukkan adanya peningkatan,’’ ujarnya kemarin.
Ani, sapaan Sri Mulyani, menambahkan, pemerintah akan terus memantau seluruh program dalam PEN.