JEKTVNEWS.COM- Santet merupakan salah satu kepercayaan yang telah lama melekat dalam masyarakat Indonesia, khususnya di beberapa daerah tertentu.
Praktik ini sering dikaitkan dengan upaya untuk menyakiti atau merugikan orang lain dengan menggunakan kekuatan gaib. Namun, hingga kini, belum ada bukti ilmiah yang kuat untuk mendukung keberadaan santet.
Mitos seputar santet:
Media santet: Banyak yang percaya bahwa santet dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai media seperti rambut, kuku, foto, boneka, atau benda-benda tertentu yang memiliki kaitan dengan target.
BACA JUGA:Kerokan, Tradisi Pengobatan Peninggalan dari Nenek Moyang.
Gejala terkena santet: Gejala yang sering dikaitkan dengan santet sangat beragam, mulai dari sakit yang tidak kunjung sembuh, mimpi buruk, hingga gangguan mental.
Cara menangkal santet: Masyarakat memiliki berbagai cara untuk menangkal santet, mulai dari mencari bantuan dukun, menggunakan jimat, hingga melakukan ritual tertentu.
Santet dalam perspektif agama dan ilmu pengetahuan:
Agama: Mayoritas agama besar mengajarkan untuk tidak percaya pada hal-hal yang bersifat mistis dan menyarankan untuk lebih mengandalkan kekuatan doa dan iman.
Ilmu pengetahuan: Ilmu kedokteran modern lebih cenderung mengaitkan penyakit dengan faktor-faktor biologis, psikologis, dan sosial, bukan pada kekuatan gaib.
BACA JUGA:Terus Dorong Pelaku UMKM Naik Kelas, BRI Telah Salurkan KUR Rp158,6 Triliun
Dampak sosial dari kepercayaan terhadap santet:
Ketidakharmonisan: Kepercayaan terhadap santet dapat menimbulkan perpecahan dan ketidakharmonisan dalam masyarakat, terutama jika ada pihak yang merasa disantet.
Stigmatisasi: Orang yang dituduh sebagai pelaku santet seringkali mengalami stigmatisasi dan dikucilkan oleh masyarakat.
Hambatan pembangunan: Kepercayaan terhadap santet dapat menghambat pembangunan di bidang kesehatan dan pendidikan, karena masyarakat lebih memilih pengobatan alternatif daripada pengobatan medis.