Berita Palsu dan Hoaks: Tantangan Literasi Digital di Masa Kini

Jumat 08-11-2024,18:53 WIB
Reporter : Fadilah Rizkia
Editor : KSandi

JEKTVNEWS.COM- Di era digital yang penuh dengan informasi, berita palsu atau hoax semakin sering ditemui. Kata "hoax" merujuk pada informasi yang sengaja dibuat untuk menyesatkan atau memanipulasi orang. Dalam sebuah artikel Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) V, hoaks adalah informasi bohong. 

Hoaks dapat tersebar dengan mudah di era globalisasi karena adanya media sosial. Setiap orang dapat dengan mudah menerima hoaks dan mempercayainya. Informasi yang salah dan keliru tersebut akan menyesatkan para pembacanya karena membuat para pembaca percaya.

BACA JUGA:Bahaya Mengonsumsi Makanan Manis Setiap Hari

Dilansir dari Sosial79, awalnya hoaks merupakan informasi palsu yang digunakan untuk bahan hiburan atau lelucon. Tujuannya adalah membingungkan penerima informasi tersebut sebagai bentuk candaan, tetapi seiring waktu hoaks berubah menjadi hal serius yang memengaruhi opini publik dan menyebabkan dampak signifikan bagi masyarakat.

Menurut Silverman (2015), hoaks adalah rangkaian informasi yang sengaja disesatkan, tetapi disajikan seolah-olah sebagai fakta yang benar. Beberapa ciri-ciri umum hoaks, dilansir dari Sosial79 adalah judul yang provokatif dan sensasional, sumber yang tidak jelas atau kredibel, serta konten yang tidak didukung fakta. Jenis-jenis hoaks meliputi:

BACA JUGA:Cara Cegah Kecurangan dalam Pilkada

1. Berita Palsu: Informasi yang sepenuhnya dibuat-buat atau dipelintir agar terlihat nyata.

2. Manipulasi Visual: Penggunaan gambar atau video yang diedit untuk mengubah konteksnya.

3. Teori Konspirasi: Klaim-klaim tanpa bukti valid yang mengajukan teori-teori menyesatkan yang sering kali memicu perdebatan dan ketakutan.

Hoaks memiliki dampak luas, mencakup kebingungan, ketakutan, dan polarisasi dalam masyarakat.Dampak ini bisa memicu ketegangan sosial dan bahkan memengaruhi kebijakan publik jika tidak segera diatasi.

Kategori :