JEKTVNEWS.COM- Tempoyak adalah salah satu kuliner tradisional yang sangat khas dari Jambi. Terbuat dari fermentasi daging, dan buah durian. tempoyak memiliki cita rasa unik yang berbeda dari makanan lainnya. Meski banyak daerah di Sumatra yang mengenal tempoyak, di Jambi, hidangan ini memiliki keistimewaan tersendiri dan menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakatnya.
Pada dasarnya, tempoyak dibuat untuk mengawetkan buah durian ketika sedang musim panen. Saat durian melimpah, masyarakat Jambi tidak ingin buah yang lezat ini terbuang sia-sia. Maka, daging buah durian dipisahkan dari bijinya dan dicampur sedikit garam. Proses ini kemudian dilanjutkan dengan menyimpan durian tersebut dalam wadah tertutup selama beberapa hari hingga mengalami fermentasi alami. Fermentasi inilah yang membuat daging durian berubah menjadi tempoyak dengan rasa asam yang khas, berpadu dengan aroma durian yang kuat.
BACA JUGA:Kurangnya Pemanasan Sebelum Berolahraga Dapat Menyebabkan Cedera
Rasa tempoyak sangat khas, yaitu asam yang segar dengan sedikit manis dari durian yang masih terasa. Bagi sebagian orang, aroma dan rasanya mungkin cukup kuat, tetapi bagi masyarakat Jambi dan para pecinta kuliner tradisional, inilah daya tarik utama dari tempoyak. Biasanya, tempoyak tidak dimakan langsung, tetapi digunakan sebagai bahan dalam berbagai masakan khas Jambi yang lezat dan menggugah selera.
Salah satu masakan terkenal yang menggunakan tempoyak sebagai bahan utama adalah gulai tempoyak ikan patin. Hidangan ini memiliki cita rasa yang kaya karena perpaduan tempoyak dengan bumbu rempah yang khas. Ikan patin dimasak dalam kuah tempoyak yang kental dan gurih, menghasilkan hidangan dengan perpaduan rasa asam, pedas, dan gurih yang pas. Selain itu, tempoyak juga sering diolah menjadi sambal tempoyak, yang biasanya dibuat dengan mencampurkan tempoyak, cabai, bawang merah, dan bawang putih. Sambal ini memberikan sensasi pedas dan asam yang khas, cocok disantap dengan nasi panas dan lauk sederhana seperti ikan goreng atau ayam panggang.
BACA JUGA:Membuang Sampah Sembarangan, Tentu Saja Membuat Ancaman Besar Untuk Lingkungan dan Kesehatan
Selain gulai dan sambal, tempoyak juga biasa digunakan dalam pindang tempoyak, sejenis masakan berkuah yang umumnya dimasak dengan ikan atau daging. Tempoyak memberikan rasa asam yang khas pada kuah pindang, menciptakan variasi rasa yang berbeda dari masakan pindang pada umumnya. Makanan ini sangat digemari oleh masyarakat Jambi dan sering menjadi hidangan spesial dalam acara keluarga atau perayaan tertentu.
Tempoyak bukan sekadar makanan bagi masyarakat Jambi. Ia adalah bagian dari tradisi dan warisan budaya yang melekat dalam kehidupan mereka. Hidangan berbahan dasar tempoyak biasanya disajikan dalam acara adat atau perayaan khusus sebagai bentuk penghormatan terhadap budaya lokal. Di Jambi, tempoyak hampir selalu tersedia di dapur rumah tangga, baik untuk sajian sehari-hari maupun sebagai hidangan spesial.
BACA JUGA:Seribu Manfaat dari Jahe, Tidak Akan Bosen Kalau di Buat Minuman
Selain menjadi kebanggaan lokal, tempoyak kini semakin dikenal oleh masyarakat di luar Jambi. Banyak wisatawan yang tertarik mencicipi tempoyak karena ingin merasakan cita rasa khas yang ditawarkan kuliner ini. Berbagai restoran dan warung di Jambi pun menyajikan hidangan tempoyak dalam bentuk yang autentik, memberikan pengalaman kuliner yang berbeda bagi para pengunjung.
Dengan mencoba tempoyak, kita bukan hanya menikmati sajian yang lezat, tetapi juga turut melestarikan kekayaan kuliner Nusantara yang kaya akan sejarah dan budaya. Tempoyak adalah bukti betapa beragamnya tradisi kuliner di Indonesia. Rasa asam, aroma kuat, dan cara penyajian yang khas membuatnya menjadi salah satu kuliner yang perlu dilestarikan dan dikenalkan lebih luas sebagai bagian dari identitas budaya Jambi dan Indonesia.